Jenderal AS: Kemauan Politik terhadap Afghan Penuh Keraguan

Reporter

Editor

Selasa, 21 Oktober 2008 07:57 WIB

TEMPO Interaktif, London: Kegagalan negara-negara anggota NATO untuk mengirim pasukan yang mereka janjikan ke Afghanistan menunjukkan kemauan politik "penuh keraguan" yang akan menghambat kemajuan misi di sana, seorang jenderal AS memperingatkan Senin.

Jenderal John Craddock, komandan sekutu di Eropa, mengatakan perang melawan militan Taliban tidak dapat dimenangkan oleh militer saja, tetapi membutuhkan upaya pembangunan dan rekonstruksi yang lebih luas yang saat ini "terputus-putus".

"Pengamatan singkat atas kemauan aliansi kami dalam misi di Afghanistan menunjukkan beberapa kekurangan yang nyata," ujarnya dalam kuliah di Royal United Services Institute (RUSI) di London.

"Dengan pembatasan penempatan pasukan NATO oleh pemerintah mereka di mana mereka dapat beroperasi, dan ketidakmampuan kita untuk memenuhi kesepakatan, kita menunjukkan kemauan politik yang, dalam penilaian saya, kadang-kadang penuh keraguan," kata Craddock.

"Keraguan politik ini yang akan menghambat kemajuan operasional dan membawa ke pertanyaan relevansi dari aliansi di sini di abad 21."

Tetapi ia juga memperingatkan kekuatan sendiri tidak akan mengubah negara itu.

Sementara militer dapat memberikan lingkungan yang aman untuk mengantarkan pemerintahan, rekonstruksi dan pembangunan yang baik, "untuk upaya kerja sama dapat berhasil, kita di komunitas internasional harus muncul bersama sebagai bagian dari pendekatan komprehensif yang sebenarnya," katanya.

"Upaya saat ini masih terputus-putus dalam ruang dan waktu."

Craddock mengatakan masalah kebijakan yang lemah telah ditangani, tetapi "sistem peradilan yang benar-benar berfungsi masih sukar diraih", dan banyak warga Afghans percaya Taliban menawarkan alternatif yang lebih efektif.

"Peradilan Taliban dianggap cepat, peka terhadap isu-isu budaya, dan sebagian besar tanpa korupsi. Sedangkan sistem pemerintah dianggap lambat, terlalu birokratis, dan penuh dengan korupsi," ujarnya.

"Pemerintah Afghanistan dan masyarakat internasional harus menangani masalah ini sebagai elemen penting dari kesuksesan yang bertahan lama."

AFP/Erwin

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya