TEMPO.CO, Bangkok - Kehebohan soal berita pemerintah Thailand, yang akan melarang pedagang makanan kaki lima berjualan, membuat Menteri Pariwisata Thailand Kobkarn Wattanavrangkul terpaksa turun tangan. Ia menegaskan berita itu hoax.
Seperti dilansir ETN, Kamis, 20 April 2017, Kobkarn, melalui akun Facebook pada Rabu lalu, membantah kabar yang pertama kali ditulis harian Thailand, The Nation, tersebut.
“Bangkok akan menjaga keberlangsungan tempat-tempat yang sangat menarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri,” katanya.
Baca: Kenali 5 Menu Khas Thailand yang Menyehatkan Tubuh
Namun, ia menambahkan, para pedagang makanan kaki lima di wilayah terkenal, seperti Yaowaraj dan Khao San, harus meningkatkan kebersihan dan keamanan makanan melalui sejumlah tes. Jika melanggar, mereka dapat diusir dari tempatnya berdagang.
Sedangkan soal kemacetan yang ditimbulkan dua kawasan tersebut, Kobkarn meminta pemerintah Bangkok bekerja sama dengan kepolisian untuk mencari solusi terbaik.
Media lokal dan internasional menulis rencana larangan pedagang makanan kaki lima di Bangkok pada Selasa lalu mulai akhir tahun mendatang, seperti dikutip dari pernyataan pejabat pemerintahan Metropolitan Bangkok (BMA).
Kabar tersebut langsung menuai amarah dari pedagang dan para turis. Selama ini, Bangkok sangat terkenal dengan jajanan kaki limanya. Bahkan stasiun televisi CNN menyebutkan Bangkok sebagai kota dengan makanan kaki lima terbaik di dunia.
Kabar itu juga menuai hujatan dari para netizen di seluruh dunia. Sebab, jika larangan tersebut diberlakukan, mereka akan kehilangan makanan murah meriah dan lezat ala Bangkok.
ETN | THE INDEPENDENT | SITA PLANASARI AQUADINI