TEMPO.CO, Jakarta - Reporters Without Borders mengeluarkan laporan tahunannya mengenai indeks kemerdekaan pers dunia untuk tahun 2016.
Kabar baik buat Indonesia. Reporters Without Borders menempatkan Indonesia di peringkat ke-130 dari 180 negara. Tahun lalu, Indonesia berada di posisi ke-138.
Laporan yang dikutip dari laman Reporters Without Borders menyatakan kecewa terhadap Presiden Joko Widodo, yang dijuluki Obama Indonesia. Presiden Jokowi dinilai melanjutkan berbagai kekerasan terhadap kemerdekaan media, termasuk akses terhadap Papua Barat dan informasi yang berada dalam lubang gelap. Jurnalis dan fixers yang berusaha meliput di Papua malah berisiko ditangkap.
Masalah bertambah dengan adanya aturan memperoleh visa yang bersifat diskriminatif terhadap jurnalis-jurnalis asing.
Pada Oktober 2015, Reporters Without Borders di lamannya mengeluarkan pernyataan senada kepada Jokowi untuk memperingati setahun pemerintahan presiden tersebut. “Reporters Without Borders sangat kecewa terhadap kinerja Presiden Jokowi mengenai kemerdekaan informasi dan kemerdekaan media.”
Kritik Reporters Without Borders terkait dengan upaya menekan dan menutup informasi bagi jurnalis asing yang bermaksud meliput di Papua Barat. Upaya menutup-nutupi informasi itu dianggap sebagai ilusi.
Dalam laporan indeks kemerdekaan pers pada 2016, posisi lima besar ditempati Finlandia, Belanda, Norwegia, Denmark, dan Selandia Baru. Sedangkan lima besar terendah indeks kemerdekaan persnya adalah Cina, Suriah, Turkmenistan, Korea Utara, dan Eritrea.
WWW.RSF.COM | MARIA RITA