TEMPO.CO, Kabul - Wakil Presiden Pertama Afganistan, Jenderal Abdul Rashid Dostum, mengatakan bahwa pembunuhan massal terhadap sedikitnya 40 penduduk sipil sebagai sebuah malateka kemanusiaan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setalah insiden pembantaian di Sayad itu, Jenderal Dostum mengkritik pemerintah dan pasukan keamanan yang dianggap lemah menghadapi kelompok bersenjata.
Baca: ISIS Klaim Peledak Bom di Masjid Syiah Afganistan
Jenderal Dsotum yang belum lama ini berada di Turki itu mengatakan, kelompok militan akan selalu membantai warga tak berdosa jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan keras.
Sejumlah pria bersenjata membantai sekitar 40 penduduk desa termasuk perempuan dan anak-anak di sebuah desa di Provinsi Sar-e-Pul, utara Afganistan, Ahad, 6 Agustus 2017.
Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, yang mengutuk pembunuhan sadis itu menggolongkan aksi tersebut sebagai sebuah kejahatan perang.
Baca: Afganistan Kejar Penanggung Jawab Ledakan Masjid Syiah
"Ini aksi barbar yang jelas-jelas melanggar hak asasi manusia dan sebuah kejahatan perang," kata Presiden Ghani melalui pernyataan yang diterima media massa.
Mohammed Zaher Wahdat, Gubernu Sar-e-Pul, mengatakan kepada media, sebanyak 30 hingga 40 orang tak berdosa ditembaki dan dibunuh secara brutal di Desa Mirzawalang yang dihuni oleh mayoritas warga Syiah setelah Taliban menguasai daerah tersebut pada Sabtu, 5 Agustus 2017.
Kelompok anti-pemerintah baik Taliban maupun ISIS yang kerap melakuhkan serangan bersenjata di daerah terpencil dan membantai warga sipil belum mengeluarkan pernyataan sebagai pelaku.
KHAAMA | AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN