Bekas Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menuduh badan intelijen Amerika Serikat, CIA, berada di balik hilangnya pesawat MH370. Sebagaimana tudingannya yang ditulis di blog, Mahathir mengatakan, ada seseorang menyembunyikan sesuatu di dalam pesawat sehingga sistem komunikasi Boeing tersebut tak berfungsi.
"Badan intelijen pemerintah AS tahu mengapa hal tersebut terjadi," kata Mahathir di blog. Pria 88 tahun itu juga mengungkapkan bahwa jet tersebut dibajak melalui alat kontrol jarak jauh.
"Hanya Boeing dan badan intelijen AS yang memiliki kemampuan melakukan aksi terhadap pesawat komersial MH370," kata Mahathir.
Teori konspirasi lainnya menyebutkan, AS memaksa pesawat tersebut mendarat di pangkalan militer di pulau terpencil Diego Garcia . "Pesawat itu dipaksa mendarat di pulau karang di Laut India berjarak sekitar 3.500 kilometer dari Malaysia."
Namun demikian, juru bicara kedutaan besar AS di Kuala Lumpur menolak berbagai spekulasi tersebut. Dia mengatakan kepada koran Malaysia, Star, "Tidak ada petunjuk MH370 terbang di kawasan dekat Maladewa atau Diego Garcia. MH370 tidak mendarat di Diego Garcia."
Adapun koran Rusia, Moskovsky Komsomolets, mengutip sumber militer terang-terangan menulis bahwa MH370 terbang menuju Afganistan selanjutnya awak dan seluruh penumpangnya ditahan. "Pesawat MH370 Malaysia Airline yang hilang pada 8 Maret 2014 membawa 239 orang akibat dibajak."
Koran ini melanjutkan, "Pilot tidak bersalah, pesawat dibajak oleh kelompok teroris. Pesawat berada di Afganistan tidak jaug dari kandahar dekat perbatasan Pakistan."
MIRROR | CHOIRUL AMINUDDIN