TEMPO.CO, Nepal - Gempa Nepal sebesar 7,8 Skala Richter turut menghancurkan bangunan bersejarah di negeri ini, Dharhara Tower. Akibatnya, ratusan orang terjebak di reruntuhan menara yang menjadi pusat pariwisata turis lokal dan mancanegara di akhir pekan itu.
"Tim evakuasi dan turis yang selamat dari reruntuhan sibuk mengeruk puing-puing mencari korban," kata juru bicara Kepolisian Kathmandu, Dinesh Acharya, seperti dilansir dari The Guardian, Minggu, 26 April 2015.
Sedikitnya 100 turis mancanegara luka-luka karena runtuhnya menara ini. Bahkan para keluarga menggunakan tangan kosong untuk memindahkan reruntuhan menara agar anggota keluarga lainnya dapat menyelamatkan diri.
Dharhara Tower dibangun pada 1832 oleh Perdana Menteri Nepal, Bhimsen Thapa. Dulunya menara sembilan lantai ini adalah tempat pelantikan raja-raja. Menara yang berwarna putih keperakan ini dilengkapi dengan tangga spiral melingkar 200 langkah hingga ke puncaknya. Pada puncak menara terdapat arca Dewa Siwa, tempat di mana banyak orang lokal berdoa. Menara ini paling ramai dikunjungi turis pada hari Sabtu dan Minggu.
Gempa ini turut membuat lebih dari 1.800 korban meninggal. Korban jiwa sebagian besar ada di kota-kota besar, termasuk ibu kota Nepal, Kathmandu, yang hancur lebur akibat gempa terbesar di Nepal sejak 1934.
YOLANDA RYAN ARMINDYA | THE GUARDIAN