Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Dipercaya Sebagai Mediator karena Netral  

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Hassan Wirajuda. TEMPO/Tri Handiyatno
Hassan Wirajuda. TEMPO/Tri Handiyatno
Iklan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa hasil pertemuan pertama itu?
Menegaskan kembali gencatan senjata, dan pengiriman pasukan perdamaian dari Indonesia. Indonesia mengirim 16 orang, meliputi wilayah selatan yang luas, tapi efektif.

Mengapa bisa efektif?
Karena kepercayaan kedua belah pihak kepada kita. Pertama, kita adalah negara mayoritas muslim, tapi tidak pernah memberi simpati, apalagi dukungan, kepada upaya-upaya Moro atau MNLF untuk merdeka. Kita adalah negara yang sangat konsisten memelihara posisi prinsip penghormatan terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan nasional.
Kedua, kita juga negara yang punya persoalan separatisme. Ketiga, kita juga punya kepentingan yang lebih besar. Sebagai sesama ASEAN, kita ingin Filipina dan negara ASEAN lainnya mampu menyelesaikan konflik bersenjata di negara masing-masing supaya ASEAN pulih sebagai kawasan yang aman dan damai sehingga kita bisa mengalokasikan waktu, energi, dan sumber daya untuk pembangunan ekonomi.

Selama negosiasi 1993-1996, masalah apa yang sulit mencapai kata sepakat?
Masalah pembagian sumber daya. Biasalah, kelompok pembebasan itu mengklaim kaya sumber daya, padahal tidak pernah riset. Bilang di sini ada emas, di sana ada bijih besi. Kita juga tidak tahu. Yang kedua, soal integrasi laskar MNLF ke dalam polisi dan tentara Filipina. Awalnya Filipina ngotot tidak mau menerima. Saya membujuk mereka, demi kompromi, kenapa sih Anda tidak kecualikan? Soal integrasi laskar ini, saya belajar dari kasus pemberontakan Daud Bereuh di Aceh.
Integrasi laskar itu disebut sebagai tahap pertama. Itu berlangsung dengan baik. Yang kedua, masa transisi supaya dalam proses plebisit daerah-daerah di kawasan itu setuju untuk bergabung dalam Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM).
Presiden Filipina ketika itu, Fidel Ramos, melalui partainya mendorong pendukungnya di daerah Filipina Selatan itu untuk setuju. Lalu terbentuklah ARMM, dengan Nur Missuari sebagai gubernurnya.
Tahap berikutnya setelah integrasi adalah pembangunan ekonomi. Tahapan ini lebih pada upaya mensejahterakan rakyat. Di sinilah mulai ada sengketa. Satu problem dari tim-nya Misuari. Klaim Misuari, dana yang disediakan pemerintah Filipina tidak cukup untuk mensejahterakan rakyat. Tetapi sebagai gubernur, Misuari bisa tinggal empat bulan di Manila di hotel bintang lima dengan 40-50 pengikutnya.
Menurut saya, di banyak kasus, banyak pemimpin faksi pembebasan gagal bertransformasi menjadi administrator yang baik, karena memang tidak punya pengalaman dalam pemerintahan. Jadi kalau saya mencoba berpikir netral, Pemerintah Filipina tentu juga tidak mau melepaskan uang begitu saja (kepada orang yang kurang berpengalaman menangani masalah pemerintahan).

Menurut laporan media, Presiden Benigno Aquino pernah menyebut hasil perjanjian damai tahun 1996 itu sebagai "eksperimen yang gagal'...
Saya tidak tahu ucapan Aquino itu. Tetapi memang ganti pemerintahan, komitmen terhadap kesepakatan juga bisa berkurang.

Dalam konteks hubungan internasional, bagaimana mengatasi krisis di Zamboanga itu?
Itu masalah internal, soal ketertiban umum, dan penegakan hukum. Ini harus dibiarkan sebagai masalah internal dari Filipina, entah dengan dialog, negosiasi, atau gencatan senjata.

(Nur Missuari terpilih dua kali sebagai gubernur ARMM. Namun setelah itu dia dilaporkan bersengketa dengan Komite Eksekutif ARMM yang beranggotakan 10 orang. Setelah tak lagi menjadi gubernur, Missuari kembali ke Pulau Sulu. Saat Filipina masih terikat perjanjian dengan MNLF, Aquino memulai pembicaraan damai dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF), organisasi yang menyempal dari MNLF, dan menandatangani kesepakatan awal pada akhir 2012. Kesepakatan baru ini nantinya akan menggantikan ARMM.
Langkah Filipina ini memicu kemarahan Nur Missuari dan menyebut pemerintah Manila tak mematuhi perjanjian tahun 1996. Agustus 2013, Missuari mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Moro. Soal perjanjian Filipina-MILF ini pula yang dijadikan sebagai dalih pasukan bersenjata MNLF menyerang Kota Zamboanga 9 September 2013 lalu. Red). 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina

27 Maret 2022

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly
Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyerahkan paspor beserta izin tinggal special non immigrant visa kepada perwakilan warga negara Indonesia yang berasal dari warga negara keturunan atau Persons of Indonesian Descent (PIDs). Acara penyerahan paspor dilakukan secara simbolis di Lapangan Upacara KJRI Davao, Filipina.


Kalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi

30 Mei 2017

Tentara pemerintah mengecek sebuah bangunan posisi saat memerangi kelompok Maute di Kota Marawi, Filipina, 28 Mei 2017. Sebanyak 61 militan, 20 anggota pasukan keamanan dan 19 warga sipil telah terbunuh akibat pertempuran. REUTERS/Erik De Castro
Kalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi

Polda Kalimantan Timur-Kalimantan Utara mewaspadai pelarian kelompok Marawi yang tengah digempur pemerintah Filipina.


Teror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada  

24 Mei 2017

Militer Filipina membantu warga untuk meninggalkan tempat tinggalnya saat terjadinya baku tembak antara militer Filipina dengan militan ISIS di kota Marawi, Filipina Selatan, 24 Mei 2017. REUTERS
Teror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada  

WNI yang berada di Filipina diimbau untuk lebih waspada, setelah status darurat militer diterapkan oleh Presiden Rodrigo Duterte di Marawi.


Jokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari  

30 April 2017

Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte meresmikan jalur kapal RoRo Davao-General Santos-Bitung, 30 April 2017 di Kudos Port, Davao. Tempo/Amirullah
Jokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari  

Dibukanya rute Davao-Bitung, kata Jokowi, menunjukkan Presiden Duterte peduli dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari ibu kota Filipina, Manila.


Jokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung

28 April 2017

Presiden Jokowi (kedua dari kiri) berjalan bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kanan) pada kunjungan kenegaraan di Istana Malacanyan, Manila, Filipina, 28 April 2017. ANTARA/Rosa Panggabean
Jokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung

Presiden Jokowi dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan meresmikan pembukaan rute pelayaran kapal Davao-Bitung.


Duterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang

28 April 2017

Presiden Jokowi (ketiga dari kiri) berjalan bersama Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kiri), pada kunjungan kenegaraan di Istana Malacanyan, Manila, Filipina, 28 April 2017. Pada kesempatan tersebut Indonesia dan Filipina menandatangani dua kerja sama. ANTARA/Rosa Panggabean
Duterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang

Presiden Jokowi diterima Presiden Filipina Redrigo Duterte.di Istana Malacanang.


Ini Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina

25 April 2017

Presiden Jokowi (kanan) berbincang dnegan Presiden Republik Filipina, Rodrigo Roa Duterte, di Istana Merdeka, Jakarta, 9 September 2016. Nama Duterte menjadi kontroversial akibat kebijakan tembak mati pengedar narkoba tanpa proses pengadilan.  TEMPO/Subekti.
Ini Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina

Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Duterte dan menghadiri KTT ASEAN.


3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan

20 Januari 2017

Foto dokumen kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina. Kelompok yang mengklaim berafiliasi dengan ISIS ini menuntut uang tebusan bagi 10 WNI awak kapal Brahma 12. AP
3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan

Tiga WNI asal Sulawesi Selatan yang diduga diculik Abu Sayyaf
adalah nelayan.


Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI

26 Oktober 2016

Ilustrasi nelayan. ANTARA/Anis Efizudin
Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI

Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina pelintas tradisional dan sudah tinggal di sana bahkan sebelum Indonesia merdeka.


1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI  

26 Oktober 2016

Konsul Jenderal RI Davao City, Direktur Tata Negara Kemenkumham, Assistant Chief State Counsel DOJ, pihak UNHCR serta Tim Teknis Penelaah dan Penegas Status
1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI  

Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina telah mendapatkan statusnya sebagai WNI.