1 April 2024 - Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus
Suriah Konsulat Iran di Damaskus dihancurkan dalam serangan rudal Israel yang mengakibatkan tewasnya 13 orang, termasuk komandan tertinggi IRGC Mayor Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan wakilnya.
Israel telah lama menargetkan instalasi militer Iran di Suriah, namun serangan ini menandai pertama kalinya Israel menargetkan kompleks diplomatik itu sendiri. Iran berjanji untuk membalas.
13 April 2024 - Iran meluncurkan 300 rudal dan pesawat tak berawak ke arah Israel
Hampir dua minggu setelah serangan mematikan terhadap konsulat Iran di Suriah, Iran meluncurkan rentetan rudal dan pesawat tak berawak yang menargetkan Israel.
Ini adalah pertama kalinya Iran menembakkan rudal langsung ke wilayah Israel.
Namun, sebagian besar proyektil dicegat di luar perbatasan negara itu dengan bantuan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, menurut tentara Israel. Yordania juga membantu menembak jatuh beberapa rudal yang melintasi wilayah udaranya.
Seorang anak perempuan berusia tujuh tahun di Israel terluka parah akibat pecahan rudal dari serangan tersebut, sementara yang lainnya mengalami luka ringan. Serangan udara Iran berlangsung selama lima jam, menurut para pejabat AS.
31 Juli 2024 - Pembunuhan Ismail Haniyeh
Kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada dini hari Rabu, 31 Juli, ketika sebuah serangan udara menghantam gedung tempat dia tinggal. Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, yang terjadi hanya beberapa jam setelah Israel menargetkan seorang komandan tinggi Hizbullah di Beirut.
Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengatakan bahwa pembunuhan Haniyeh telah membawa perang dengan Israel ke "tingkat yang baru" dan memperingatkan "konsekuensi yang sangat besar bagi seluruh wilayah".
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menjanjikan "hukuman yang keras".
23-27 September 2024 - Israel membunuh lebih dari 700 orang di Lebanon
Pada 23 September, Israel melancarkan lebih dari 650 serangan udara ke Lebanon - mengklaim bahwa serangan tersebut mengenai 1.600 target Hizbullah - dari Bint Jbeil di selatan hingga Baalbek di Bekaa. Hingga 27 September, Israel menewaskan lebih dari 700 orang di seluruh Lebanon, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita.
Pada tanggal 24 September, Hizbullah melancarkan serangan pesawat tak berawak ke pangkalan angkatan laut Atlit Israel di selatan Haifa.
Pada 27 September, Israel membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dengan menghantam sebuah blok pemukiman dengan 85 bom "bunker buster". Penggunaan bom semacam itu di daerah berpenduduk dilarang oleh Konvensi Jenewa.
Sedikitnya 1.835 orang Lebanon terluka.
Serangan Israel terus berlanjut, membuat setidaknya satu juta orang mengungsi di Lebanon, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
Sembilan puluh persen dari pengungsian tersebut terjadi pada minggu menjelang 1 Oktober, dengan banyak orang terpaksa tidur di jalanan, pantai, taman, atau di dalam mobil.