Dalam pernyataan yang diterbitkan pada hari Selasa, kelompok itu mengatakan Israel bermaksud secara paksa menggusur penduduk Gaza utara. Tindakan Israel ini disebut sebagai kejahatan paling serius berdasarkan hukum perang.
B'Tselem mengatakan bahwa ratusan ribu orang menderita kelaparan, penyakit tanpa akses ke perawatan medis, serta pemboman dan tembakan yang tiada henti. Israel telah memisahkan mereka dari dunia.
Pernyataan JVP muncul saat pasukan Israel melancarkan pengepungan selama berminggu-minggu di beberapa bagian Gaza utara. Wartawan Palestina mengatakan pasukan Israel telah melakukan pembersihan etnis terhadap separuh wilayah Jabalia di Kota Gaza.
Para saksi mata mengatakan bahwa pasukan Israel mendatangi sekolah ke sekolah di Jabalia dan daerah sekitarnya untuk secara paksa memindahkan warga sipil Palestina yang tidak bersenjata, kelaparan, dan terkepung dari rumah mereka.
Bangunan-bangunan tersebut, termasuk sekolah dan rumah PBB, kemudian dihancurkan atau dibakar oleh tentara Israel untuk mencegah orang-orang kembali. "Foto-foto dan video yang keluar dari Gaza Utara adalah gema mengerikan dari gambaran yang sangat familiar tentang ghetto-ghetto Eropa dan kamp konsentrasi Nazi pada Perang Dunia II," kata JVP dalam pernyataannya.
"Hari ini, kami berdiri bersama para leluhur kami, dalam solidaritas dengan saudara-saudara kami di Palestina, menuntut embargo senjata segera dan diakhirinya genosida. Kami tidak akan bertindak acuh tak acuh terhadap penderitaan Palestina."
JVP menyerukan kepada para penyintas Holocaust dan keturunan mereka untuk menandatangani pernyataannya, untuk bangkit dan menghentikan genosida.
MIDDLE EAST EYE
Pilihan editor: Top 3 Dunia ; Wasiat Yahya Sinwar dan Israel Membantai Warga Jabalia Gaza