Perancis
Kementerian Eropa dan Luar Negeri mengutuk serangan itu dan mengatakan pihaknya sedang menunggu penjelasan dari Israel mengapa serangan itu terjadi.
"Prancis menyampaikan kekhawatiran mendalam menyusul tembakan Israel yang mengenai Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) dan mengutuk segala serangan terhadap keamanan UNIFIL," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
“Perlindungan pasukan penjaga perdamaian merupakan kewajiban yang berlaku bagi semua pihak yang berkonflik,” pernyataan tersebut menambahkan.
Spanyol
Kementerian Luar Negeri Spanyol menyebut serangan itu sebagai pelanggaran berat hukum internasional. “Pemerintah Spanyol mengutuk keras tembakan Israel yang menghantam markas UNIFIL di Naqoura,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa keamanan pasukan penjaga perdamaian terjamin.
Irlandia
Perdana Menteri Simon Harris mengutuk serangan tersebut. “Setiap penembakan di sekitar pasukan atau fasilitas UNIFIL adalah tindakan yang gegabah dan harus dihentikan," katanya.
Irlandia memiliki sekitar 370 tentara dalam misi penjaga perdamaian.
Uni Eropa
Kepala kebijakan luar negeri Josep Borrell mengatakan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian, yang posisinya sudah diketahui, adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan. "Dua anggota Blue Helmets telah terluka dan ini tidak dapat diterima. Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap Hukum Humaniter Internasional dan Resolusi 1701 DK PBB: Israel memiliki kewajiban untuk menghormati keduanya. Akuntabilitas penuh diperlukan," tulis Borrell di X.
Ia menegaskan kembali “dukungan penuh” Uni Eropa terhadap UNIFIL.