Timur Tengah Siaga Tinggi
Timur Tengah tetap dalam keadaan siaga tinggi untuk eskalasi lebih lanjut dari konflik yang telah melanda wilayah tersebut sejak serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel setahun yang lalu, menunggu respon Israel terhadap serangan rudal Iran minggu lalu. Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara pada hari Rabu mengenai kemungkinan pembalasan Israel terhadap Iran, dalam sebuah panggilan telepon yang digambarkan oleh kedua belah pihak sebagai hal yang positif.
Israel mengatakan bahwa serangannya di Lebanon bertujuan untuk mengamankan kepulangan puluhan ribu warga Israel yang dievakuasi dari Israel utara akibat roket lintas batas yang diluncurkan oleh Hizbullah, yang melepaskan tembakan setahun yang lalu untuk mendukung Hamas di Gaza.
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL di Lebanon didirikan pada 1978 dan diperluas setelah perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah. Pasukan ini memiliki sekitar 10.500 personel, dengan negara-negara kontributor utama termasuk Prancis, Italia, Indonesia, Malaysia, dan Ghana, menurut situs web UNIFIL.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel semalam menghantam pusat pertahanan sipil di desa Derdghaiya, sekitar 10 km dari perbatasan, menewaskan lima paramedis dan petugas penyelamat.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 2.100 orang di Lebanon selama setahun terakhir, sebagian besar dari mereka sejak 23 September, ketika Israel secara dramatis meningkatkan serangannya dengan serangan udara yang meluas sebelum kemudian mengirim tentara ke darat.
Jumlah korban tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan. Tembakan lintas batas Hizbullah ke Israel telah menewaskan 53 orang, lebih dari separuhnya adalah warga sipil.
AL JAZEERA | REUTERS
Pilihan Editor: Israel Sebut Anggota Hizbullah yang Dibunuh di Suriah adalah Mata-mata