Penderitaan di Gaza
Ketika gerakan perlawanan mendapat dukungan dari warga Tepi Barat, di Jalur Gaza sikap terhadap Hamas telah terbelah.
Warga Gaza menganggap Israel adalah musuh dan sumber dari segala penyakit mereka. Namun, beberapa menyesali apa yang telah dilakukan oleh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, pada 7 Oktober 2023.
"Apa yang dia pikirkan? Apakah dia tidak menyangka bahwa Israel akan menghancurkan Gaza?" kata Samira, yang sebelum perang adalah seorang guru Bahasa Arab.
Reuters berbicara dengan puluhan penduduk Gaza, yang semuanya meminta untuk tidak disebutkan nama lengkapnya untuk menghindari pembalasan. Bagi sebagian orang, Hamas adalah pahlawan atas serangan 7 Oktober, ketika para militan Palestina melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel, sesuatu yang tidak pernah mereka duga akan terjadi.
Namun beberapa orang mengatakan bahwa kelompok militan yang didukung Iran - yang telah memerintah Gaza sejak tahun 2007 - tidak memikirkan penderitaan mereka, dan beberapa orang mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan sebuah kesalahan besar.
Sinwar, 62 tahun, belum pernah terlihat di depan umum sejak serangan 7 Oktober, di mana orang-orang bersenjata menewaskan 1.200 orang dan menculik 251 orang lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, menurut perhitungan Israel.
Dia telah menjalankan Hamas dari bayang-bayang jaringan terowongan labirin di bawah Gaza dan, menurut orang-orang yang berhubungan dengannya, tetap yakin bahwa perjuangan bersenjata adalah satu-satunya cara untuk memaksa berdirinya sebuah negara Palestina.
Pilihan Editor: Israel Sebut Hizbullah 'Babak Belur dan Hancur' sejak Hassan Nasrallah Terbunuh