Hal Serupa di BBC
Hal serupa terjadi di BBC. Sara*, mantan jurnalis BBC, menuduh kantor berita Inggris tersebut menerapkan standar ganda dalam mewawancarai narasumber.
Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia tidak lagi melihat masa depannya di BBC, sebagian karena “keengganan para eksekutif” untuk mengatasi kekhawatiran seputar bias editorial.
Beberapa hari setelah 7 Oktober, BBC mengadakan obrolan grup internal di mana produser dapat menyaring calon narasumber berdasarkan jejak online mereka.
Al Jazeera telah memperoleh pesan dari obrolan itu.
“Kebanyakan narasumber dari pihak Palestinalah yang diselidiki,” katanya. “Warga Palestina [sedang] ditandai karena menggunakan kata Zionis, padahal hal ini bukanlah sesuatu yang perlu ditandai.”
Dia mengatakan bahwa “kadang-kadang” narasumber Israel diperiksa.
“Tetapi tidak ada keseimbangan dalam apa yang sedang terjadi. Juru bicara Israel yang kami miliki diberi banyak kebebasan untuk mengatakan apa pun yang mereka inginkan dengan sedikit penolakan,” katanya.
Misalnya, politisi Israel Idan Roll pada 17 Oktober mengatakan kepada presenter BBC Maryam Moshiri bahwa “bayi dibakar” dan “bayi ditembak di kepala” selama serangan Hamas ke Israel selatan, klaim yang tidak dibuktikan oleh Israel dan ditolak oleh Hamas.
Moshiri tidak menentang atau menyelidiki klaimnya.
Menurut sejarawan Assal Rad, penyimpangan ini bukanlah fenomena baru. Sebaliknya, ini adalah bagian dari pola lama yang menggambarkan tindakan Israel, terutama kampanye militernya, dengan cara yang meminimalkan dampaknya terhadap warga Palestina, sekaligus memperkuat narasi keamanan dan korban Israel.
“Media adalah tempat masyarakat mendapatkan informasinya,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Anadolu, menyoroti bagaimana media Barat memainkan peran besar dalam memanipulasi cara pandang banyak publik terhadap konflik tersebut, yang mencerminkan narasi yang didorong oleh pemerintah AS dan Israel.
“Peran media adalah terlibat dengan negara dan hanya mengulangi PR dan propaganda tertentu yang membenarkan tindakan Israel bahkan hingga genosida di Gaza.”
Biasanya hal ini dilakukan dengan menutupi berita utama dan menyesatkan, bukan melalui sensor langsung.
Berita utama mengenai aksi militer Tel Aviv sejak 7 Oktober sering menyatakannya sebagai fakta obyektif, seperti “Israel menargetkan Hizbullah,” tanpa mempertanyakan legitimasi atau konsekuensi dari tindakan tersebut.
Sebaliknya, ketika melaporkan korban sipil akibat serangan Israel, media-media tersebut sering mengaitkan informasi tersebut dengan sumber-sumber seperti otoritas Palestina atau Kementerian Kesehatan Lebanon, sehingga secara halus menimbulkan keraguan atas kebenaran laporan tersebut.
Standar ganda ini, menurut Rad, berfungsi untuk melegitimasi tindakan Israel, sekaligus merendahkan martabat korban Palestina.