TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam Indonesia International Sustainability Forum (IISF), Jumat, 6 September 2024 menyoroti pentingnya meningkatkan investasi pada sektor energi bersih sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Sebab energi bukan semata menjadi komoditas, namun menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
“Energi terbarukan adalah energi masa depan. Dunia berlomba-lomba beralih ke ekonomi rendah-karbon dan Indonesia ingin menjadi bagian dari itu", ujar Menlu, menanggapi laporan Bloomberg 2023 tentang meningkatnya jumlah investasi energi bersih secara global.
Retno menekankan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah kunci kesejahteraan di masa depan sehingga Indonesia terus berdiplomasi mendorong upaya berkelanjutan dan kerja sama global untuk mencapai SDGs dan menjalankan Paris Agreement. Dengan adanya perubahan ekonomi global, diplomasi memiliki peran penting dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
Menurut Retno, ada tiga prioritas utama yang harus dipenuhi untuk masa depan berkelanjutan. Pertama, melakukan investasi dan membangun energi hijau. Diakuinya langkah ini membutuhkan dukungan teknologi dan pendanaan yang signifikan, termasuk Just Energy Transition Partnership (JETP), yang diluncurkan Indonesia saat Presidensi G20 pada 2022, dan Asia Zero Emission Community (AZEC) dimana Indonesia menjadi salah satu pemrakarsa.
“Dari semua inisiatif tersebut, pesan Indonesia sangat jelas. Kita harus memastikan teknologi hijau menjadi barang publik. Saya berharap melalui IISF, kita dapat bekerja sama dengan erat dengan sektor swasta dalam rangka memastikan investasi untuk pengembangan teknologi hijau yang terjangkau", tegasnya.
Kedua, memanfaatkan potensi besar ekonomi biru. Menurut perkiraan, ekonomi biru dapat menghasilkan lebih dari USD 1,5 triliun dan membuka sekitar 30 juta lapangan pekerjaan per tahun. Untuk membuka potensi ekonomi biru tersebut, Indonesia telah meluncurkan Blue Economy Roadmap 2023-2045, yang bertujuan untuk mengembangkan sektor-sektor utama seperti akuakultur dan industri hilir perikanan, untuk memastikan pertumbuhan ekonomi selaras dengan upaya konservasi laut.
Ketiga, penyerapan karbon karena sebagai negara hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki kapasitas menyerap emisi dalam jumlah besar. Dengan tingkat deforestasi terendah dalam 20 tahun terakhir, dapat dipastikan Indonesia sudah berada di jalur yang benar.
Lebih lanjut, Retno menjelaskan Indonesia telah mengesahkan strategi jangka panjang untuk low carbon dan climate resilience 2050 serta roadmap untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Semua pihak memainkan peranan penting dalam upaya menuju ekonomi rendah karbon dan memastikan komitmen Indonesia untuk memperkuat kolaborasi dalam rangka mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
IISF 2024 diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada 5 dan 6 September 2024 . Forum ini dihadiri ribuan orang dari kalangan pemerintahan, swasta, filantropi, NGO, expert, dan akademisi dari dalam dan luar negeri. IISF menjadi platform bagi pemangku kepentingan dalam berkolaborasi dan bertukar best practices dalam mendukung dekarbonisasi dan mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan
Pilihan editor: Retno Marsudi Serukan Kolaborasi Global di Indonesia-Africa Parliamentary Forum 2024
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini