TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah reaktor nuklir di Prefektur Fukui, Jepang tengah, gagal melewati tinjauan keselamatan untuk memulai kembali operasinya, menurut laporan media lokal pada Rabu 28 Agustus 2024. Kasus itu adalah yang pertama terjadi sejak pembentukan badan regulasi setelah krisis nuklir Fukushima pada 2011, lapor kantor berita Kyodo yang berbasis di Tokyo.
"Reaktor No. 2 di pembangkit listrik tenaga nuklir Tsuruga di Jepang tengah, yang dioperasikan oleh Japan Atomic Power Co., tidak memenuhi persyaratan keselamatan," tulis Kyodo dalam laporannya.
Persyaratan itu tidak terpenuhi karena ada kemungkinan patahan aktif di bawah unit yang saat ini tidak beroperasi, kata Kyodo.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Tsuruga merupakan kompleks dua unit pembangkit, tempat unit pertama kemungkinan besar akan dihentikan. Unit kedua yang mulai beroperasi secara komersial pada Februari 1987, dihentikan pada Mei 2011.
Sejauh ini, menurut laporan itu, sebanyak 17 reaktor dari 27 yang diajukan untuk peninjauan keselamatan secara nasional telah berhasil melewati proses tersebut.
Jepang saat ini memiliki 54 reaktor dan 17 pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pada Kamis pekan lalu, Jepang juga menghentikan upaya pertamanya untuk mengambil kembali puing-puing bahan bakar yang meleleh di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang rusak.
Pembangkit nuklir Fukushima mengalami kerusakan ketika gempa bumi berkekuatan 9 magnitudo, yang diikuti dengan tsunami, melanda Jepang pada 2011.
Pilihan Editor: Pertama Kali, Pakar Jepang dan Cina Diskusi Soal Pelepasan Air Limbah Fukushima
ANADOLU