TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia pada Senin, 26 Agustus 2024, diurutan pertama berita tentang miliarder Elon Musk yang ikut mengomentari penahanan CEO Telegram Pavel Durov. Pesan Musk menggarisbawahi masa depan kebebasan berbicara di Eropa, yang mengisyaratkan skenario distopia di mana aktivitas online yang paling tidak berbahaya sekalipun dapat menyebabkan konsekuensi yang parah.
Diurutan kedua top 3 dunia berita tentang Hamas yang memuji serangan Hizbullah di Lebanon terhadap Israel dengan menyebutnya sebagai “respons yang kuat dan terarah”. Hizbullah dan Hamas adalah kelompok yang bagian dari Poros Perlawanan, yakni koalisi politik dan militer yang dipimpin oleh Iran. Koalisi itu mencakup Perlawanan Islam di Irak, pemerintah Suriah, kelompok Hizbullah di Lebanon, organisasi Ansar Allah di Yaman, Hamas yang memerintah Jalur Gaza, dan berbagai kelompok Palestina lainnya.
Berikut top 3 dunia selengkapnya:
1. Elon Musk dan Reaksi atas Penangkapan Pavel Durov, CEO Telegram
CEO dan pendiri aplikasi media sosial terenkripsi, Telegram, Pavel Durov, ditangkap pada 24 Agustus di bandara Le Bourget dekat Paris saat ia akan berangkat dengan jet pribadinya. Elon Musk, maestro teknologi asal Amerika Serikat yang juga pemilik X (sebelumnya bernama Twitter), dengan cepat bereaksi atas berita tersebut di platform media sosialnya. Musk memposting pesan Grok dari akun resmi X, dengan judul sarkastik, "Lihatlah iklan Amandemen Pertama ini. Ini sangat meyakinkan." Postingan tersebut merinci penangkapan Durov, menyoroti investigasi yang sedang berlangsung terhadap praktik moderasi Telegram.
Musk tidak berhenti sampai di situ. Dia menindaklanjuti dengan membagikan ulang postingan dari akun OSINTdefender, dengan menambahkan keterangannya sendiri: "SUDUT PANDANG: Ini tahun 2030 di Eropa dan Anda dieksekusi karena menyukai meme."
Komentar Musk telah menghidupkan kembali perdebatan mengenai keseimbangan antara kebebasan berbicara dan moderasi konten, dengan pernyataannya yang menarik perhatian pada apa yang dia lihat sebagai ancaman yang semakin meningkat terhadap kebebasan individu di Eropa.
Baca selengkapnya di sini
2.Hamas Sebut Serangan Hizbullah Merupakan Tamparan bagi Israel
Hamas dari Palestina dalam sebuah pernyataan pada Minggu, 25 Agustus 2024, memuji serangan Hizbullah di Lebanon terhadap Israel sebagai “respons yang kuat dan terarah”.
“Kami menekankan respons yang kuat dan terarah ini, yang menyerang jauh di dalam entitas Zionis, merupakan tamparan di wajah” bagi pemerintah Israel, kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Al Arabiya.
Pernyataan tersebut datang setelah Hizbullah melancarkan serangan rudal besar-besaran terhadap Israel pada Ahad pagi sebagai balasan atas pembunuhan komandan seniornya, Fuad Shukr, di Beirut bulan lalu. Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan telah menembakkan lebih dari 320 roket dalam serangan terbaru, menargetkan 11 pangkalan militer di utara Israel.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan sebuah pesawat nirawak Hizbullah menghantam jalan raya di Israel utara. Sementara itu, media Israel mengklaim serangan tersebut hanya menghantam beberapa kandang ayam di wilayah utara
Baca selengkapnya di sini
3. Tentara Israel Bakar Al Quran di Gaza Usai Hancurkan Masjid
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas mengutuk pembakaran salinan kitab suci umat Islam Al Quran oleh tentara Israel atau IDF. Mereka juga menghancurkan masjid di Jalur Gaza.
Hamas menyebut tindakan tentara Israel membakar Al Quran itu sebagai perilaku fasis yang penuh dengan kebencian dan kriminalitas. "Kami mengutuk keras tindakan tentara Zionis yang membakar salinan Al-Quran selama penyerbuan dan penodaan Masjid Bani Saleh di Gaza utara," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan di Telegram pada Sabtu lalu.
Mereka menambahkan "pembakaran Al-Quran, penodaan, penargetan, dan penghancuran masjid menegaskan sifat ekstremis entitas ini dan tentaranya, yang dipenuhi dengan kebencian dan kriminalitas, serta perilaku fasis mereka terhadap segala hal yang berkaitan dengan identitas dan kesucian bangsa."
Hamas menyerukan kepada negara-negara dan pemerintah Arab dan Islam untuk menyatakan kemarahan dan kecaman terhadap perilaku zionis. Hamas juga mendesak negara-negara Islam membela kesucian Islam dan Kristen di Palestina serta menghentikan genosida di Gaza.
Baca selengkapnya di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini