TEMPO.CO, Jakarta - Panama menangguhkan hubungan diplomatik dengan Venezuela dan akan menarik personel diplomatiknya dari negara itu hingga dilakukan tinjauan menyeluruh atas hasil pemilihan umum presiden yang diumumkan pada Ahad lalu, kata Presiden Jose Raul Mulino pada Senin, 29 Juli 2024.
Kemarin, Panama bergabung dengan delapan negara Amerika Latin lainnya yang menyerukan pertemuan darurat dewan tetap Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) akibat kekhawatiran tentang pemilu Venezuela. Presiden Nicolas Maduro dan pesaingnya dari oposisi, Edmundo Gonzalez, sama-sama mengklaim kemenangan dalam pemilu.
“Kami menangguhkan hubungan diplomatik hingga tinjauan lengkap atas catatan pemungutan suara dan sistem komputer pemungutan suara dilakukan,” kata Mulino dalam konferensi pers, seperti dikutip oleh Reuters
Mulino mengatakan penarikan personel diplomatik biasanya memakan waktu sekitar 72 jam, tetapi kementerian luar negeri akan memutuskan apa yang tepat.
Otoritas pemilu nasional Venezuela telah mengumumkan Maduro sebagai pemenang pemilu, yang berarti ia akan menjalankan masa jabatan ketiga dan memperpanjang 25 tahun pemerintahan partai sosialis.
Namun, lembaga-lembaga survei independen menyebut hasil itu tidak masuk akal, dan para pemimpin oposisi serta pengamat asing mendesak otoritas pemilu untuk merilis penghitungan suara.
Sementara itu, pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado mengatakan kemarin bahwa kubunya telah memperoleh 73,2 persen dari penghitungan suara. Penghitungan suara yang dimiliki oposisi menunjukkan total 2,75 juta suara untuk Maduro dan 6,27 juta untuk Gonzalez, kata Machado.
Angka tersebut jauh berbeda dengan 5,15 juta suara yang menurut otoritas pemilu dimenangkan Maduro, dibandingkan dengan 4,45 juta suara untuk Gonzalez.
Jajak pendapat independen menunjukkan 65 persen dukungan untuk Gonzalez dan sekitar 14 persen hingga 31 persen dukungan untuk Maduro.
Otoritas pemilu mengatakan bahwa tepat setelah tengah malam, Maduro telah memenangkan 51 persen suara. Kemudian, otoritas tersebut mengumumkan Maduro sebagai presiden untuk periode 2025 hingga 2031, dengan menambahkan bahwa ia telah memenangkan “mayoritas suara yang sah.”
Pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara lain meragukan hasil pemilu Venezuela dan menyerukan penghitungan suara penuh.
REUTERS
Pilihan editor: Presiden Iran Ancam Israel agar Tidak Serang Lebanon: Atau Hadapi Konsekuensi Serius!