TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin, 24 Juni 2024, mengingatkan kembali komitmennya yang ingin gencatan senjata dalam perang Gaza ditukar dengan pembebasan sandera. Panglima militer Israel juga sesumbar sisa anggota Hamas di Rafah hampir habis.
“Kami berkomitmen pada proposal yang disorongkan Israel dan disambut Presiden Joe Biden. Posisi kami tak berubah. Hal kedua adalah kami tidak akan mengakhiri perang sampai seluruh anggota Hamas ditumpas,” kata Netanyahu.
Militer Israel sebelumnya menerbitkan sebuah keterangan terkait situasi terkini di Rafah yang dievaluasi oleh panglima militer. Laporan itu diantaranya berisi militer Israel yang masih memerangani anggota-anggota Hamas yang tersisa di sana.
“Kami jelas mendekati titik di mana kami bisa mengatakan hampir membubarkan unit Hamas yang bertugas di Rafah. Ketika mereka bisa dikalahkan, bukan berarti tidak ada lagi teroris, namun unit-unit militer Hamas itu tidak bisa lagi berfungsi sebagai unit pertempuran,” kata Letnan Jenderal Herzi Halevi.
Korban tewas akibat perang Gaza telah mendorong upaya global untuk menghentikan pertempuran, yang gagal dicapai oleh para mediator termasuk Amerika Serikat, Qatar dan Mesir. Rincian korban tewas sulit dikonfirmasi karena pertempuran terus berlanjut.
Sekjen PBB Antonio Gutteres mengatakan perang Gaza menimbulkan skala dan intensitas pelanggaran berat terhadap anak-anak yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan permusuhan yang menyebabkan peningkatan pelanggaran berat sebesar 155 persen. PBB mengatakan tentara Israel dan Hamas, serta kelompok Jihad Islam Palestina, tidak berbuat cukup untuk melindungi anak-anak di Gaza.
Jumlah korban tewas di Gaza hingga 10 Juni 2024 menembus 37 ribu jiwa menyusul pembantaian di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 37.084 orang tewas dan 84.494 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Gedung Putih Waswas soal Rencana Pidato Benjamin Netanyahu di Kongres Amerika Serikat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini