TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan, Minggu, 9 Juni 2024, bahwa mereka akan melanjutkan siaran pengeras suara di perbatasan yang ditujukan ke Korea Utara untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir sebagai tanggapan atas peluncuran balon oleh Pyongyang yang mengirimkan sampah ke Korea Selatan.
Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai siaran tersebut saat ketegangan kembali meningkat di semenanjung Korea.
Pengeras Suara
Hingga 24 pengeras suara berdaya tinggi ditumpuk di rak stasioner besar setinggi 6 meter dan lebar 3 meter dan diposisikan di lokasi berbeda tepat di selatan pagar kawat berduri yang menandai tepi selatan perbatasan Zona Demiliterisasi.
Unit lainnya dapat dipindahkan dan dipasang di truk.
Militer Korea Selatan mengoperasikan sistem pengeras suara dan siarannya.
Pada output maksimum, pengeras suara memancarkan suara dan musik lebih dari 20 km ke Korea Utara, cukup jauh untuk menjangkau banyak tentara dan warga sipil.
Apa yang dicapai oleh siaran tersebut?
Mantan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengatakan pada 2016 bahwa siaran melalui pengeras suara merupakan "bentuk perang psikologis yang paling efektif" dan telah mendorong warga Korea Utara untuk mempertaruhkan nyawa mereka dan membelot ke Korea Selatan.
Para pembelot yang melarikan diri dari Korea Utara telah mendukung pernyataan tersebut.
Militer Korea Selatan menyebut siaran itu sebagai "Suara Kebebasan", dengan empat tema utama: keunggulan demokrasi liberal, sejarah keberhasilan ekonomi Korea Selatan, pembenaran untuk reunifikasi, dan realitas masyarakat Korea Utara.
Berita dunia, komentar tentang sistem politik Korea Utara dan pemimpinnya, serta laporan cuaca dicampur dengan lagu-lagu K-pop, yang menurut beberapa pembelot Korea Utara meninggalkan kesan mendalam bahwa lagu-lagu tersebut sebenarnya tidak memiliki pesan ideologis.