Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UNICEF: 9 dari 10 Anak di Gaza Menderita Kekurangan Gizi

Reporter

image-gnews
Seorang anak Palestina menarik wadah air, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di selatan Kota Gaza, di Jalur Gaza, 3 Juni 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Seorang anak Palestina menarik wadah air, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di selatan Kota Gaza, di Jalur Gaza, 3 Juni 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa untuk anak-anak, UNICEF, menerbitkan laporan tentang kemiskinan pangan anak-anak di seluruh dunia. Laporan ini khusus berfokus pada 'dampak bencana' serangan Israel di Gaza.

Dalam laporannya, UNICEF menemukan bahwa 90 persen anak-anak di Gaza kekurangan gizi dan menghadapi ancaman “parah” terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sebuah laporan, yang diterbitkan oleh UNICEF pada hari Kamis, 6 Juni 2024, mengungkapkan dampak bencana dari serangan Israel di wilayah kantong tersebut, yang telah menyebabkan “runtuhnya” sistem pangan dan kesehatan. UNICEF menemukan bahwa satu dari 10 anak bertahan hidup dengan dua atau lebih sedikit kelompok makanan per hari antara Desember tahun lalu dan April tahun ini.

"Laporan ini menggambarkan meningkatnya kekurangan gizi yang mengerikan," ujar UNICEF. Laporan tersebut juga menyoroti bahwa 65 persen anak-anak diberi makan hanya sekali pada pada Februari.

Israel mengatakan mereka tidak membatasi pasokan kemanusiaan untuk warga sipil di Gaza. Israel malah menyalahkan PBB atas lambatnya pengiriman dan mengatakan bahwa operasinya tidak efisien.

Namun dengan terjadinya kelaparan di Gaza, dan beberapa anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi, Israel didesak agar mengizinkan masuknya makanan ke Gaza. Tekanan datang bahkan dari sekutu setia Israel.

Laporan UNICEF mengatakan bahwa tindakan militer, yang telah menghancurkan sistem pangan dan memberlakukan pembatasan ketat terhadap impor barang-barang komersial dan pasokan kemanusiaan, telah menghilangkan jutaan makanan, air dan bahan bakar yang mereka butuhkan.

Laporan yang bertajuk Kemiskinan Makanan Anak: Perampasan Gizi pada Anak Usia Dini (Child Food Poverty: Nutrition deprivation in Early Childhood) meneliti kemiskinan pangan di kalangan anak-anak termuda di dunia pada 100 negara. Laporan ini memperingatkan bahwa lebih dari satu dari empat anak di bawah usia lima tahun hidup dalam kemiskinan pangan yang “parah”, yang berarti lebih dari 180 juta anak menghadapi dampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari anak-anak yang hidup dalam kemiskinan pangan yang parah, 65 persen hanya tinggal di 20 negara. Sekitar 64 juta anak yang terkena dampak berada di Asia Selatan, sementara 59 juta berada di Afrika Sub-Sahara.

Mengutip situasi di Gaza dan Somalia, laporan tersebut menekankan betapa cepatnya anak-anak ditempatkan pada risiko kekurangan gizi yang mengancam jiwa. “Ini mengejutkan di zaman sekarang ini ketika kita tahu apa yang perlu dilakukan,” ujar Harriet Torlesse, salah satu penulis utama laporan tersebut.

Untuk memenuhi keragaman pangan minimum untuk perkembangan yang sehat, anak-anak harus mengonsumsi makanan dari setidaknya lima dari delapan kelompok makanan yang ditentukan oleh skor keanekaragaman pangan yang digunakan oleh UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kelompok ini termasuk ASI, telur, produk susu, daging, unggas, ikan, dan kelompok lainnya.

Anak-anak yang hanya mengonsumsi dua kelompok makanan per hari memiliki kemungkinan 50 persen lebih besar mengalami malnutrisi parah, kata ketua UNICEF Catherine Russell dalam pernyataan yang menyertai laporan tersebut.

AL JAZEERA 

Pilihan editor: 10 Negara Penghasil Gas Alam Terbesar di Dunia, Ada Indonesia?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Siapakah Hashem Safieddine, Calon Pemimpin Baru Hizbullah?

1 jam lalu

Hashem Safieddine. Wikipedia
Siapakah Hashem Safieddine, Calon Pemimpin Baru Hizbullah?

Hashem Safieddine adalah sepupu mendiang pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang tewas dibunuh Israel


Israel Siaga 1 setelah Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

1 jam lalu

Orang-orang menonton siaran pidato pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah, saat mereka duduk di sebuah kafe di Tyre, Lebanon selatan, pada 1 Agustus 2024. (Reuters)
Israel Siaga 1 setelah Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

Militer Israel mengatakan negara zionis itu berada dalam kewaspadaan tinggi atau siaga 1 setelah membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah


Hamas Berduka atas Meninggalnya Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah

2 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah memberikan pidato di televisi, Lebanon, 19 September 2024. TV Al-Manar via REUTERS
Hamas Berduka atas Meninggalnya Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah

Hamas mengatakan 'pembunuhan' Hassan Nasrallah hanya akan memperkuat perlawanan.


Pimpinan Hizbullah Dilaporkan Tewas, Iran Amankan Pemimpin Tertinggi

2 jam lalu

Pimpinan Hizbullah Dilaporkan Tewas, Iran Amankan Pemimpin Tertinggi

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah dipindahkan ke lokasi yang aman menyusul klaim kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah oleh Lebanon


BREAKING NEWS: Hizbullah Resmi Umumkan Kematian Hassan Nasrallah

2 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah muncul di layar saat ia berbicara kepada para pendukungnya dalam upacara untuk menghormati pejuang yang tewas dalam eskalasi baru-baru ini dengan Israel, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon 3 November 2023. REUTERS/Mohamed Azakir
BREAKING NEWS: Hizbullah Resmi Umumkan Kematian Hassan Nasrallah

Hizbullah Lebanon secara remsi mengumumkan kematian pemimpin mereka selama tiga dekade, Hassan Nasrallah.


Profil Hassan Nasrallah, Pemimpin Tiga Dekade Hizbullah Lebanon

6 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memberikan pidato di televisi, dalam tangkapan layar yang diambil dari video selebaran yang diperoleh pada 25 Agustus 2024. (Via Reuters)
Profil Hassan Nasrallah, Pemimpin Tiga Dekade Hizbullah Lebanon

Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon sejak 1992, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Beirut.


BREAKING NEWS: Israel Klaim Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

6 jam lalu

Orang-orang menyaksikan pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah menyampaikan pidato yang disiarkan televisi di Sidon, Lebanon, 25 Agustus 2024. REUTERS/Hassan Hankir
BREAKING NEWS: Israel Klaim Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

Militer Israel mengklaim pada Sabtu 28 September 2024 telah membunuh pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah


Benjamin Netanyahu Mengutuk Iran di Sidang Umum PBB

10 jam lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79 di markas besar PBB di New York, AS, 27 September 2024. REUTERS/Mike Segar
Benjamin Netanyahu Mengutuk Iran di Sidang Umum PBB

Benjamin Netanyahu beralasan serangan yang dilakukannya pada Hizbullah di Lebanon adalah bentuk pertahanan.


1.500 Orang Tewas akibat Serangan Israel, PBB: Lebanon Alami Kekerasan Paling Mematikan dalam Beberapa Dekade

13 jam lalu

1.500 Orang Tewas akibat Serangan Israel, PBB: Lebanon Alami Kekerasan Paling Mematikan dalam Beberapa Dekade

Koordinator Kemanusiaan PBB, Imran Riza, mengatakan Lebanon telah mengalami beberapa kekerasan paling mematikan dalam beberapa minggu terakhir


Jepang akan Kerahkan Pesawat Militer untuk Evakuasi Warga dari Lebanon

14 jam lalu

Jepang akan Kerahkan Pesawat Militer untuk Evakuasi Warga dari Lebanon

Jepang mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon dan memutuskan untuk mempersiapkan penerbangan militer untuk kemungkinan evakuasi