TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, yang ditembak pada Rabu, 15 Mei 2024, mengambil alih kekuasaan untuk keempat kalinya pada Oktober lalu dan telah mengubah kebijakan luar negeri negaranya menjadi lebih pro-Rusia.
Ia juga telah memulai reformasi hukum pidana dan media, yang telah menimbulkan kekhawatiran akan melemahnya supremasi hukum.
Selama tiga dekade kariernya, Fico, 59 tahun, dengan terampil menyeimbangkan antara posisi pro-arus utama Eropa dan anti-Brussels dan anti-Amerika yang bersifat nasionalis, sambil menunjukkan kesediaan untuk mengubah arah tergantung pada opini publik atau realitas politik yang berubah.
Dia merangkul posisi yang lebih ekstrem selama empat tahun terakhir yang mencakup kritik keras terhadap sekutu-sekutu Barat, janji untuk menghentikan dukungan militer untuk Kyiv, menentang sanksi terhadap Rusia dan ancaman untuk memveto undangan keanggotaan NATO di masa depan untuk Ukraina.
Koalisinya menghentikan pengiriman senjata resmi Slovakia untuk Ukraina dan ia telah berbicara tentang apa yang ia sebut sebagai pengaruh Barat dalam perang yang hanya menyebabkan negara-negara Slavia saling membunuh satu sama lain.
Slovakia juga menjadi salah satu dari empat negara Eropa, bersama Irlandia, Spanyol dan Malta, yang segera mengakui negara Palestina.
Teknokrat Kekuasaan Terbaik di Slovakia
Robert Fico tetap teguh dalam kariernya, dengan janji-janji untuk melindungi standar hidup mereka yang tertinggal di negara yang kondisinya perlahan-lahan mengejar ketertinggalannya dari Eropa Barat dan di mana banyak orang yang memiliki kenangan indah tentang masa lalu di era komunis.
“Fico adalah seorang teknokrat kekuasaan, sejauh ini yang terbaik di Slovakia. Dia tidak memiliki tandingannya saat ini,” kata sosiolog Michal Vasecka, dari Bratislava Policy Institute.
“Fico selalu mengikuti jajak pendapat, memahami apa yang terjadi” di masyarakat.
Seruan kampanyenya, "Tidak ada satu putaran pun" untuk Ukraina, menarik pemilih di negara berpenduduk 5,5 juta jiwa itu, di mana hanya sebagian kecil orang di negara anggota NATO itu yang percaya bahwa Rusia bersalah atas perang di Ukraina.
Fico, yang menurut para analis terinspirasi oleh Viktor Orban dari Hongaria, mengatakan dia menaruh perhatian pada kepentingan Slovakia dan ingin perang diakhiri. Sekutu Barat dan Ukraina mengatakan penghentian bantuan militer ke Kyiv hanya akan membantu Rusia.
“Kami melihat Viktor Orban sebagai salah satu politisi Eropa yang tidak takut untuk secara terbuka membela kepentingan Hongaria dan rakyat Hongaria,” kata Fico kepada Reuters dalam tanggapannya melalui email tahun lalu.
“Dia mendahulukan rakyatnya di tempat pertama. Dan itulah seharusnya peran seorang politisi terpilih, untuk menjaga kepentingan para pemilih dan negaranya.”