TEMPO.CO, Jakarta - PBB pada Sabtu mengatakan Israel telah mengizinkan pembukaan 20 toko roti di Jalur Gaza utara dan saluran air untuk memasok daerah tersebut.
Ini sebagai bagian dari daftar “komitmen” negara tersebut untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza, terutama wilayah utara yang sudah mengalami kelaparan. Lebih dari 30 orang tewas akibat kelaparan di utara Gaza, 21 diantaranya adalah bayi dan anak-anak Palestina.
Pembukaan ini sekaligus membantah klaim Israel selama ini bahwa masih ada toko roti di utara Gaza, dan bahwa laporan kelaparan di wilayah itu adalah bohong.
Pernyataan dari koordinator kemanusiaan PBB untuk Gaza dan Tepi Barat, Jamie McGoldrick menyebutkan langkah-langkah lain yang diumumkan awal pekan ini, termasuk pembukaan Penyeberangan Erez ke Jalur utara untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober.
Israel juga akan meningkatkan jumlah truk yang masuk melalui Jalur Gaza dan Tepi BaratS, termasuk bantuan dari Yordania yang masuk melalui penyeberangan Jembatan Allenby.
McGoldrick juga mengatakan “sel koordinasi yang berfungsi lebih baik akan dibentuk yang menghubungkan lembaga kemanusiaan secara langsung dengan Komando Selatan IDF.”
Meskipun sebagian besar langkah-langkah yang dirinci dalam pernyataan McGoldrick diumumkan oleh Kantor Perdana Menteri Netanyahu pada Jumat pagi, dia memperluas rincian persetujuan tersebut, yang menurutnya dilakukan “sebagai tanggapan atas permintaan kami yang berulang kali.”
Selain memperluas jam operasional dan kapasitas penyeberangan perbatasan, pejabat PBB tersebut mengatakan Israel telah menyetujui aktivasi 20 toko roti dan pembukaan kembali jalur air Nahal Oz di Gaza utara, yang ditutup pada 9 Oktober, akibat serangan bruta Israel ke Gaza.
Dua jalur pipa lainnya dibuka kembali pada Oktober.
Pernyataan itu mengatakan jumlah truk yang diizinkan melewati Yordania akan ditingkatkan dari 25 menjadi setidaknya 50 truk per hari, sementara tambahan 100 truk per hari akan diperiksa melalui penyeberangan Kerem Shalom dan Nitzana di selatan Jalur Gaza. Sebelum invasi Israel ke Gaza, sebanyak 500 truk bantuan masuk ke Gaza setiap hari.
Dia mencatat pemindai tambahan akan dipasang di Kerem Shalom “untuk mempercepat transfer bantuan ke Gaza.”
“Seperti yang telah saya nyatakan sebelumnya, komunitas kemanusiaan siap untuk meningkatkan bantuan di Gaza. Namun, hal ini membutuhkan keamanan yang lebih baik, akses yang lebih besar, dan fasilitasi yang lebih dapat diandalkan dari otoritas Israel,” katanya dalam pernyataan tersebut.
“Kami siap bekerja dengan semua pihak untuk meringankan penderitaan masyarakat Palestina di Gaza.”
Langkah-langkah baru ini diumumkan setelah pembicaraan telepon yang menegangkan pada amis antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang mengancam akan menghentikan dukungan bagi serangan Israel di Gaza kecuali negara Zionis itu mengambil langkah nyata untuk melindungi pekerja bantuan dan warga sipil Palestina.
Itu adalah percakapan pertama antara keduanya sejak serangan Israel di Gaza tengah pada Senin malam yang menewaskan tujuh pekerja bantuan dari World Central Kitchen. Israel menyebut serangan terhadap konvoi WCK sebagai “kesalahan besar” dan mengumumkan pemecatan sejumlah petugas yang bertanggung jawab. Namun, Netanyahu juga mengatakan bahwa “hal-hal ini terjadi dalam perang” – sebuah pernyataan yang tidak diterima dengan baik secara internasional.
Menteri Luar Negeri Anthony Blinken menyambut baik langkah tersebut pada Jumat sambil menambahkan bahwa keberhasilan akan diukur dari hasil perbaikan situasi di lapangan.
“Buktinya ada pada hasilnya, dan kita akan melihatnya terjadi dalam beberapa hari mendatang, dalam beberapa minggu mendatang,” kata Blinken, berbicara bersama para pemimpin Uni Eropa di Belgia.
Sebelumnya pada Sabtu, wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan dan bantuan darurat, Martin Griffiths, mengecam perang yang sedang berlangsung di Gaza sebagai “pengkhianatan terhadap kemanusiaan.”
Dalam sebuah pernyataan menjelang peringatan enam bulan perang tersebut, pejabat kemanusiaan yang akan mengakhiri masa jabatannya menyerukan “tekad kolektif agar ada pembalasan atas pengkhianatan terhadap kemanusiaan ini.”
“Bagi masyarakat Gaza, perang selama enam bulan terakhir telah membawa kematian, kehancuran, dan sekarang kemungkinan besar adalah kelaparan yang disebabkan oleh ulah manusia,” katanya.
“Bagi orang-orang yang terkena dampak kengerian serangan 7 Oktober, ini adalah enam bulan penuh kesedihan dan siksaan,” tambahnya.
Perang Israel-Hamas meletus ketika kelompok pejuang Palestina Hamas melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.139 orang dan menyandera 253 lainnya, sekitar setengah dari mereka masih ditahan.
Sejak dimulainya perang, lebih dari 33.100 warga Palestina telah terbunuh, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Pilihan Editor: Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini
TIMES OF ISRAEL