TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 133 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka menyusul serangan kurang ajar terhadap penonton konser di Balai Kota Crocus Moskow sebelum pertunjukan band rock era Soviet pada Jumat.
ISIS cabang Afghanistan atau yang dikenal sebagai ISKP telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Apa alasannya? Beberapa pengamat mencoba menganalisisnya.
Rusia Menjadi Target ISIS Sejak Awal
Analis pertahanan dan keamanan mengatakan kelompok tersebut telah menargetkan propagandanya kepada Presiden Vladimir Putin dalam beberapa tahun terakhir atas dugaan penindasan terhadap Muslim oleh Rusia.
“Kebijakan luar negeri Rusia telah menjadi tanda bahaya besar bagi ISIS [ISIL],” Michael Kugelman, direktur South Asia Institute di Wilson Center yang berbasis di Washington mengatakan kepada Al Jazeera. “Invasi Soviet ke Afghanistan, tindakan Rusia di Chechnya, hubungan dekat Moskow dengan pemerintah Suriah dan Iran, dan khususnya kampanye militer yang dilakukan Rusia terhadap pejuang ISIS di Suriah dan – melalui tentara bayaran Grup Wagner – di beberapa bagian Afrika.”
Semua ini berarti bahwa Moskow telah menjadi fokus “perang propaganda ekstensif” ISKP, kata Amira Jadoon, asisten profesor di Clemson University di South Carolina dan salah satu penulis The Islamic State in Afghanistan and Pakistan: Strategic Alliances and Rivalries.
Jika serangan Moskow “secara pasti dikaitkan” dengan ISKP, kata Jadoon, kelompok tersebut berharap mendapatkan dukungan dan memajukan “tujuannya untuk berkembang menjadi organisasi teroris dengan pengaruh global” dengan menunjukkan bahwa mereka dapat melancarkan serangan di wilayah Rusia.
“ISK [ISKP] secara konsisten menunjukkan ambisinya untuk berkembang menjadi entitas regional yang tangguh… Dengan mengarahkan agresinya terhadap negara-negara seperti Iran dan Rusia, ISK tidak hanya menghadapi negara-negara kelas berat di kawasan tetapi juga menekankan relevansi politik dan jangkauan operasionalnya di panggung global,” kata Jadoon.
Kabir Taneja, peneliti di Program Studi Strategis dari Observer Research Foundation – sebuah wadah pemikir yang berbasis di New Delhi, India – mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Rusia dipandang oleh ISIS dan afiliasinya sebagai “kekuatan salib melawan Muslim”.
“Rusia telah menjadi target ISIS dan bukan hanya ISKP sejak awal,” kata Taneja, penulis buku The ISIS Peril.
“ISKP menyerang kedutaan Rusia di Kabul pada 2022, dan selama berbulan-bulan, badan keamanan Rusia telah meningkatkan upaya mereka untuk menekan ekosistem pro-ISIS baik di Rusia maupun di sekitar perbatasannya, khususnya di Asia Tengah dan Kaukus,” katanya.