TEMPO.CO, Jakarta - Draf resolusi terkait Gaza yang diusulkan Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB tidak dapat diterima karena memungkinkan pembunuhan terhadap warga Palestina terus terjadi, kata Duta Besar Cina untuk PBB Zhang Jun pada Jumat.
"Rancangan AS itu, sebaliknya, menjadi prasyarat bagi gencatan senjata, yang sama saja dengan memberi lampu hijau bagi kelanjutan tindakan pembunuhan, yang tidak bisa diterima," kata dia.
Zhang mengatakan bahwa draf resolusi itu sangat berat sebelah dan tidak secara tegas menyatakan penentangan terhadap rencana Israel menggelar operasi militer di Rafah, Jalur Gaza.
Sebelumnya pada hari yang sama, DK PBB melakukan pemungutan suara bagi rancangan resolusi itu, yang kemudian diveto oleh Rusia, Cina, dan Aljazair.
Ketiga negara itu menilai seruan gencatan senjata dalam resolusi tersebut tidak efisien.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan negaranya tidak menoleransi seruan gencatan senjata yang tidak ada artinya.
Dia menilai seruan gencatan senjata dalam resolusi itu adalah penipuan yang dilakukan oleh AS.
Sedikitnya 32.070 warga Palestina telah tewas dan 74.298 orang terluka dalam serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
Pilihan Editor: Dewan Keamanan PBB Bahas Resolusi Gencatan Senjata AS untuk Gaza, Begini Isinya
ANTARA