Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Myanmar, negara yang terletak paling utara di ASEAN

Editor

Dini Diah

image-gnews
Myanmar/Unsplash
Myanmar/Unsplash
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMyanmar terletak di kawasan Asia Tenggara dan termasuk ke dalam negara berkembang. Memiliki beragam etnis, bahasa, dan agama, masyarakat Myanmar menggunakan bahasa persatuan Burmese dan mata uang resmi bernama Kyat Myanmar (MMK). 

Dikenal sebagai negara dengan letak geografisnya yang strategis, Myanmar telah menjadi anggota ASEAN sejak 23 Juli 1997, sekaligus bertepatan dengan ulang tahun ASEAN yang ke-30. Berikut ini adalah profil Myanmar, mulai dari letak geografis, sejarah, dan sistem pemerintahannya. 

Letak Geografis Myanmar 

Myanmar menjadi negara yang terletak paling utara di ASEAN. Secara geografis, Myanmar berbatasan dengan Bangladesh dan India di barat laut, Cina di timur laut, Laos dan Thailand di timur dan tenggara, serta Laut Andaman dan Teluk Benggala di selatan dan barat daya. Saat ini jumlah penduduk di Myanmar mencapai 55,8 juta jiwa dengan ibu kota negara yang berada di Nay Pyi Taw. 

Letaknya yang berbatasan langsung dengan 5 negara berbeda membuat Myanmar memiliki wilayah yang strategis. Luas wilayah Myanmar sebesar 676.576 km2, lebih luas dari Pulau Kalimantan (539.460 km2). 

Sejarah Negara Myanmar 

Myanmar memiliki sejarah yang panjang untuk mencapai kemerdekaannya. Bahkan, sebelumnya negara ini tidak disebut sebagai Myanmar, melainkan Burma. 

Mengutip dari jurnal Promedia (Public Relation dan Media Komunikasi), Sejarah Myanmar dahulu bernama Burma dimulai dari peradaban di lembah Irawaddy Burma yang berusia sekitar 3.500 tahun. Di masa itu, para penduduk di Burma bercocok tanam dan beternak. Hingga pada abad keempat, Burma mulai mengadopsi pola Buddha Theravada dari India Selatan. Hal ini berdampak hingga saat ini, di mana 90% penduduk di Myanmar menganut ajaran Buddha. 

Pada abad ke sembilan, penduduk Burma yang disebut sebagai kaum Bamar mendirikan kerajaan Pagan, yang kemudian mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Raja Anawrahta. Rakyat di masa ini berhasil membangun ribuan pagoda, biara, perpustakaan, sekolahan, sampai infrastruktur seperti mengolah sumber daya air yang dimanfaatkan untuk pertanian.

Sayangnya, kerajaan Pagan harus mengalami masa keruntuhannya karena tidak dapat mengolah sumber daya yang ada. Selain itu, pergantian pemimpin membuat pemerintahan menjadi tidak stabil. Hingga di abad ke-16, Burma disatukan kembali oleh Bayinnaung, seorang raja yang berjasa besar untuk mempersatukan Burma, Thailand, dan Laos. 

Di abad ke-18, Burma harus mengalami penjajahan yang dilakukan oleh Inggris. Perlawanan yang dilakukan oleh kaum Bamar harus menelan kenyataan pahit sebab Inggris menghancurkan seluruh desa di Burma. Pada Perang Dunia II, di tahun 1939 Jepang berhasil mengambil alih kekuasaan Inggris di Burma. Peristiwa ini tidak lepas dari peran Aung San, seorang pemuda asal Burma yang mendapatkan pelatihan militer Jepang dari Kolonel Suzuki. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tahun 1941, dibentuk Burma Independence Army (BIA) di Thailand yang mendukung kekuatan militer Jepang di Burma. Mulanya, BIA diterima dengan baik oleh kaum Bamar, hingga akhirnya mereka sadar bahwa ini hanyalah taktik Jepang untuk kembali menjajah Burma. Pemberontakkan pun terjadi, hingga akhirnya Jepang membubarkan BIA untuk mencegah munculnya gerakan anti-Jepang. 

Kemudian di tahun 1960, diadakan pemilu sebab Jenderal Ne Win bergerak untuk menjatuhkan pemerintahan yang sedang berkuasa pada saat itu, yakni Perdana menteri U Nu. Pemilu dilakukan dengan tujuan untuk menegakkan demokrasi, yakni mengembalikan kekuasaan pemerintahan ke pihak sipil. Pesta demokrasi tersebut dimenangkan oleh U Nu, sehingga perebutan kekuasaan antara politisi dan militer pun kembali terjadi. 

Pada akhirnya, Perdana Menteri U Nu berhasil digulingkan dan membuat Burma memiliki sistem pemerintahan yang militeristik. Sayangnya, rezi militer ini gagal dalam memimpin Burma hingga membuat rakyat kecewa dan memberontak. Tingkat kriminalitas pun meningkat, sebab pemerintah gagal untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera bagi rakyatnya. Di bulan Juli 1988, Ne Win mengumumkan pengunduran dirinya dan digantikan oleh Jenderal Sein Lwin. Pergantian tokoh presiden ini tidak dapat memuaskan rakyat Burma, sehingga perlawanan tetap terjadi di mana-mana. Kudeta dan pelanggaran HAM berat kembali terjadi meskipun Presiden sudah berulang kali berganti. 

Setelah masa pemerintahan Sein Lwin berhasil digulingkan, posisi pemimpin nomor satu di negara itu digantikan oleh Dr. Maung Maung, yang kemudian sebulan kemudian kembali terjadi kudeta, dan digantikan oleh Jenderal Saw Maung. Saw Maung mendirikan pemerintahan baru yaitu State Law and Order Restoration Committee (SLORC), dan mengganti nama Burma menjadi Myanmar. 

Sepanjang tahun 1990-an gencatan senjata antara pemerintah dan pemberontak telah terjadi berulang kali di Myanmar hingga menewaskan jutaan warga sipil. Sejak kemerdekaannya di tahun 1948, sistem pemerintahan Myanmar masih jatuh ke tangan junta militer. 

Sistem Pemerintahan Myanmar 

Negara yang terletak di ujung utara ASEAN ini menganut sistem pemerintahan presidensial. Presidensial adalah sistem pemerintahan di mana kepala negara berperan sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Namun menurut sejarahnya pemerintahan di Myanmar selalu mengalami kudeta. 

Sebelumnya, pejabat presiden di Myanmar dalam melaksanakan tugasnya akan dibantu oleh dua wakil presiden. Peraturan ini kemudian diubah pada tahun 2016, presiden membentuk jabatan Kanselir Negara yang setara dengan Perdana Menteri. 

Tamara Pramesti Adha Cahyani

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

9 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

10 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

16 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

16 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.