Kerabat berkumpul di rumah sakit pada Jumat pagi untuk menerima jenazah para korban. Beberapa orang berkabung di luar unit gawat darurat. “Saya tidak bisa menyelamatkan putri saya,” ujar Abdul Quddus, ayah Nimu. Kerabatnya mengatakan bahwa Nimu termasuk di antara lima sepupu dan teman yang semuanya tewas dalam kebakaran tersebut.
Yang juga tewas, bersama istrinya, dua putri dan seorang putra, adalah Syed Mubarak Hossain Kauchar. Keluarganya sedang merayakan rencana untuk pindah ke Italia pada 18 Maret, setelah visa mereka diproses pada Kamis, kata seorang kerabat.
“Akhirnya mimpi itu terwujud,” kata sepupunya, Atiqur Rahman. "Untuk merayakannya, mereka datang ke restoran tapi semuanya meninggal."
Para dokter mengatakan sebagian besar korban tewas karena sesak napas, sementara yang lain meninggal saat mereka melompat dari gedung, yang juga menampung beberapa toko pakaian dan telepon seluler. Asap mengepul dari sisi gedung dalam gambar video yang direkam oleh seorang saksi pada hari Kamis.
Api bisa saja berasal dari kebocoran gas atau kompor, kata Brigadir Jenderal Utama Uddin, pejabat tinggi dinas pemadam kebakaran.
Kebakaran sering terjadi di Dhaka yang berpenduduk padat. Banyak bangunan baru bermunculan, namun banyak yang tidak dilengkapi langkah keselamatan.
Pada bulan Juli 2021, banyak anak-anak termasuk di antara 54 orang yang tewas di sebuah pabrik pengolahan makanan di luar Dhaka, sementara setidaknya 70 orang tewas dalam kebakaran pada bulan Februari 2019 yang melanda sebuah kawasan yang telah berusia berabad-abad.
REUTERS
Pilihan editor: Israel Evaluasi Kembali Kemungkinan Pembatasan Akses ke Masjid Al Aqsa saat Ramadan