TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat pemerintah Rusia dan Iran tidak diundang ke Konferensi Keamanan Munich tahun ini, karena mereka tampaknya tidak terbuka untuk dialog yang berarti, menurut ketua acara tahunan tersebut.
Konferensi tersebut, yang dihadiri oleh elite pertahanan dan keamanan dunia dan terkadang dikenal sebagai "Davos untuk pertahanan", akan berlangsung di kota Jerman selatan pada 16-18 Februari.
Acara tersebut akan dibuka beberapa hari sebelum ulang tahun kedua invasi Rusia ke Ukraina dan empat bulan setelah dimulainya perang Israel Hamas, yang telah memperdalam ketidakstabilan di Timur Tengah ketika negara-negara Barat memerangi kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak, Yaman dan Suriah.
Christoph Heusgen, Selasa, 6 Februari 2024, mengatakan bahwa dia berharap pertemuan itu akan membahas konflik-konflik ini serta konflik-konflik lain yang kurang mendapat perhatian tetapi menyebabkan krisis kemanusiaan besar seperti perang 10 bulan di Sudan, yang telah menyebabkan jutaan orang mengungsi.
Para pejabat AS dan Cina misalnya, telah berbicara satu sama lain untuk pertama kalinya setelah sekian lama pada acara tahun lalu, yang kemudian mengarah pada keterlibatan lebih lanjut, katanya kepada Reuters.
“Jadi kami berharap Munich menawarkan kesempatan untuk mengambil langkah-langkah kecil ini,” kata Heusgen, yang sudah lama menjadi penasihat kebijakan luar negeri mantan Kanselir Angela Merkel.
Ia juga mengharapkan kehadiran pejabat tinggi Cina. Tahun lalu diplomat terkemuka Wang Yi menghadiri acara tersebut.
Heusgen mengatakan kepada kantor berita Jerman DPA bahwa pemerintah Iran dan Rusia tidak diundang karena mereka tidak menunjukkan minat serius dalam negosiasi. Namun, organisasi non-pemerintah Iran dan Rusia telah diundang, katanya.
Heusgen, yang dikecam keras oleh duta besar Israel untuk Jerman karena memberikan peringatan pada bulan Oktober mengenai serangan darat Israel di Gaza, mengatakan ia mengharapkan pejabat tinggi Israel untuk hadir.
Jerman berada dalam dilema terhadap Israel, katanya, karena negara tersebut berkomitmen terhadap keamanan negara namun juga tidak setuju dengan kepemimpinan negara tersebut saat ini dalam sejumlah isu dan karena itu telah menunda konsultasi bilateral dengan pemerintah.
Heusgen memuji dukungan Jerman terhadap Ukraina, sebagai penyedia bantuan militer terbesar kedua bagi Kyiv. Namun perlu adanya diskusi di seluruh masyarakat mengenai pentingnya belanja pertahanan yang lebih tinggi dan bagaimana membiayai hal ini, katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Empat Turis Vietnam di Jepang Curi 5.000-an Barang dari Uniqlo