Pemerintah Irak Kutuk Serangan Iran
Pemerintah Irak mengutuk apa yang mereka sebut sebagai “agresi” Iran di Erbil yang menyebabkan korban sipil di daerah pemukiman. Mereka menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara dan keamanan rakyatnya, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri.
Sementara itu, Masrour Barzani, perdana menteri wilayah Kurdi, mengutuk serangan di Erbil sebagai “kejahatan terhadap rakyat Kurdi”. Kementerian Luar Negeri menegaskan akan mengambil semua tindakan hukum terhadap pelanggaran kedaulatan dan keamanan rakyat Irak, termasuk mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB.
Selain serangan di timur laut ibu kota Kurdistan, Erbil, di daerah pemukiman dekat konsulat AS, para Garda mengatakan telah menembakkan sejumlah rudal balistik di Suriah dan menghancurkan para pelaku operasi teroris di ran, termasuk ISIS.
Departemen Luar Negeri Amerika mengutuk serangan di dekat Erbil. AS menyebutnya sembrono. “Kami melacak rudal-rudal tersebut, yang berdampak di Irak Utara dan Suriah Utara. Tidak ada personel atau fasilitas AS yang menjadi sasaran,” ujar Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Melansir New Arab, ini bukan pertama kalinya Iran menembakkan rudal mematikan ke wilayah Kurdistan Irak. Namun serangan tersebut merupakan pertama kalinya Iran dengan sengaja dan langsung membunuh warga sipil di Erbil dengan cara yang begitu terang-terangan.
Iran pertama kali menembakkan rudal ke Kurdistan Irak pada bulan September 2018. Selama serangan itu, serangan rudal Fateh-110 Iran meratakan sebuah bangunan tempat dua faksi Partai Demokrat Kurdistan Iran bertemu untuk membahas reunifikasi, menewaskan 18 orang dan melukai sekitar 50 orang.
RIZKI DEWI AYU | REUTERS | NEW ARAB | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Diperlukan Dana Rp234 Triliun untuk Membangun Kembali 150 Ribu Rumah di Gaza