TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara Eropa, negara-negara Arab yang "prihatin" dan Amerika Serikat sedang mengerjakan konsep pemerintahan bersatu Palestina yang dapat menarik dana rekonstruksi, kata menteri luar negeri Norwegia dalam sebuah wawancara di Davos.
“Sejumlah negara bekerja sama dengan kami…berusaha membangun pemerintahan persatuan yang luas,” kata Espen Barth Eide, tanpa menyebutkan nama negaranya secara spesifik.
Norwegia berpandangan bahwa wilayah Palestina yang bersatu harus dijalankan oleh Otoritas Palestina, namun “di atas segalanya, hal tersebut harus menjadi apa yang diinginkan oleh Palestina”, tambahnya.
Norwegia berperan sebagai fasilitator dalam pembicaraan tahun 1992-1993 antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang menghasilkan Perjanjian Oslo pada 1993.
Otoritas Palestina, yang dibentuk berdasarkan perjanjian tersebut, menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas di Tepi Barat dan mengadakan pembicaraan dengan Israel mengenai negara Palestina sebelum pembicaraan-pembicaraan itu runtuh pada 2014. Kelompok Islam Hamas telah memerintah di Gaza sejak 2007 dan bersumpah untuk menghancurkan Israel.
Sejak perundingan Oslo, Norwegia telah memimpin kelompok donor yang mengoordinasikan bantuan internasional untuk wilayah Palestina, Komite Penghubung Ad Hoc (AHLC), dan bekerja dengan negara lain untuk mencoba menghidupkan kembali saluran diplomatik antara Israel dan Palestina.
Barth Eide mengatakan upaya mencari solusi dua negara menjadi mendesak karena konflik menyebar di wilayah tersebut, namun hanya Amerika Serikat dan rakyat Israel yang dapat mempengaruhi posisi Israel.
“Apa yang bisa kita lakukan adalah mengupayakan persatuan Palestina, dan memikirkan model dengan negara-negara yang berkepentingan,” katanya.
Seruan untuk solusi dua negara semakin meningkat setelah serangan terhadap Israel pada 7 Oktober di mana orang-orang bersenjata Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang, yang memicu pengeboman dan serangan darat Israel terhadap Gaza yang dikuasai Hamas di mana otoritas kesehatan berada di wilayah tersebut mengatakan lebih dari 24.000 orang telah terbunuh.
Perjanjian dua negara akan menciptakan negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza berdampingan dengan Israel. Israel mengatakan negara Palestina harus didemiliterisasi agar tidak mengancam keamanannya.
REUTERS
Pilihan Editor: Pengamat Hukum Internasional: Tampil di ICJ, Menlu Retno Perlu Tiru Gaya Pidato Bung Karno