TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pada hari Minggu, 14 Januari 2024 bahwa kelompoknya siap untuk melakukan “perang tanpa batas” dengan Israel di tengah baku tembak lintas batas antara kedua belah pihak. “Israel dan tentara serta pemukimnya adalah pihak yang takut akan perang, bukan Lebanon,” kata Nasrallah dalam pidatonya.
Pernyataan keras Nasrallah itu dilakukan satu minggu setelah komandan senior Hizbullah Wissam al-Tawil terbunuh dalam serangan udara Israel di Lebanon. “Kami telah siap berperang dalam 99 hari terakhir,” kata Nasrallah. “Kami akan menerima perang dan akan berperang tanpa batasan atau kendali jika perang dipaksakan kepada kami,” tambahnya.
Pemimpin Hizbullah mengatakan tentara Israel menyembunyikan korbannya. “Ketika perang berhenti, musuh akan menghadapi bencana akibat perlawanan di Gaza dan front perlawanan lainnya,” katanya.
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel sejak tentara Israel melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, di tengah baku tembak lintas perbatasan antara Hizbullah dan pasukan Israel, yang merupakan bentrokan paling mematikan sejak keduanya. kedua belah pihak telah berperang skala penuh pada tahun 2006.
Nashrallah juga mengomentari tindaka Amerika Serikat di Laut Merah. Ia mengatakan serangan ke kelompok Houthi Yaman, akan membahayakan keamanan semua pelayaran karena wilayah tersebut kini telah menjadi zona konflik. “AS harus menyadari bahwa keamanan Laut Merah, Lebanon, Irak dan Yaman semuanya bergantung pada satu hal: mengakhiri perang di Gaza,” kata Hassan Nasrallah dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada hari Minggu.
Nasrallah mengacu pada operasi gabungan angkatan udara AS dan Inggris yang melancarkan serangkaian serangan terhadap Yaman pada hari Jumat dan Sabtu, yang ditargetkan pada pemberontak Houthi. AS dan Inggris menyatakan telah menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel selama perang di Gaza.
ANADOLU | AL JAZEERA
Pilihan editor: Serangan di Yaman, Arab Saudi Bantah Laporan Pasukan Asing di Pangkalannya