TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyerukan “gencatan senjata berkelanjutan” di Gaza ketika akan berangkat untuk tur ke kawasan Timur Tengah pada Senin, 15 Januari 2024. Agendanya termasuk mengunjungi wilayah pendudukan Tepi Barat dan bertemu dengan keluarga warga Israel yang disandera.
“Posisi kami adalah kami ingin melihat gencatan senjata yang berkelanjutan, dan kami memandang gencatan senjata kemanusiaan internasional yang segera dilakukan sebagai langkah menuju hal itu,” kata dia pada konferensi pers menjelang keberangkatannya.
Wong mengatakan dia akan memanfaatkan kunjungannya ke Yordania, Israel, Tepi Barat dan Uni Emirat Arab untuk mengadvokasi jalan keluar dari konflik saat ini dan perdamaian abadi dalam bentuk solusi dua negara.
Australia juga akan menggunakan suaranya untuk mendorong lebih banyak bantuan kemanusiaan, perlindungan yang lebih besar terhadap warga sipil dan penurunan ketegangan regional, tambahnya. “Tidak ada gencatan senjata yang bisa dilakukan secara sepihak dan tidak ada gencatan senjata yang bisa dilakukan tanpa syarat,” ujarnya.
Sebelumnya, Australia mendukung hak Israel untuk membela diri dari “terorisme”, merujuk pada kelompok Hamas yang melakukan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 1.200 orang dan menyandera ratusan lainnya. Namun Wong mengatakan “cara mereka melakukan hal itu penting”, dalam sebuah pernyataan yang juga menyerukan pembebasan semua sandera tanpa syarat.
Pada Desember lalu, Australia mendukung resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk gencatan senjata di Gaza, sebuah tindakan berbeda dari sekutunya, Amerika Serikat.
Tujuan pertama dalam turnya di Timur Tengah adalah bertemu dengan pejabat pemerintah dan keluarga para sandera dan penyintas serangan 7 Oktober. Wong kemudian akan melakukan perjalanan ke Yordania sebelum mengunjungi Tepi Barat, di mana dia akan bertemu dengan perwakilan komunitas yang terkena dampak kekerasan dari pemukim Israel.
Australia menganggap permukiman ilegal di bawah hukum internasional. “Saya akan memperjelas dukungan Australia terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan komitmen untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat,” katanya.
“Saya juga akan menekankan penolakan Australia terhadap pemindahan paksa warga Palestina dan pandangan kami bahwa Gaza tidak boleh lagi digunakan sebagai platform terorisme,” ujar dia.
Wong telah tiba di Yordania pada Senin malam, seperti dilaporkan Sydney Morning Herald, dan akan bertemu dengan keluarga para sandera. Namun dia memutuskan untuk tidak mengunjungi lokasi serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Tindakan tersebut mengundang kritik di Australia.
Ketua eksekutif Dewan Eksekutif Yahudi Australia, Peter Wertheim dan Alex Ryvchin, mengatakan keputusan untuk tidak mengunjungi kibbutzim (pemukiman) Israel selatan yang diserang Hamas adalah “penghinaan dan sangat memprihatinkan”.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese membela keputusan Wong. “Dia akan berbicara langsung dengan orang-orang yang terkena dampak, baik mereka yang selamat dari serangan itu, maupun keluarga mereka,” katanya kepada radio ABC.
REUTERS | SYDNEY MORNING HERALD
Pilihan Editor: Paus Fransiskus Tepis Pertanyaan soal Pensiun: Saya Masih Hidup