Desersi Massal
Perbedaan pendapat internal menimbulkan masalah serius bagi junta, kata beberapa analis. Lembaga pemikir yang berbasis di Washington D.C, Institut Perdamaian Amerika Serikat, memperkirakan sebanyak 8.000 orang telah melarikan diri dari pasukan keamanan.
Yan dan saudara laki-lakinya, Ye, mengatakan junta kesulitan merekrut anggota sementara polisi tidak memiliki perlengkapan dan pelatihan yang memadai, sehingga membuat mereka enggan berperang dan cepat menyerah, kata dua bersaudara tersebut.
Sebelumnya, batalion militer terdiri dari beberapa ratus anggota tetapi sekarang sebagian besar berjumlah kurang dari 130 orang, angka yang disetujui oleh para analis, kata mantan kapten militer Htet Myat kepada Reuters melalui telepon.
Htet Myat, yang kini menjadi tokoh oposisi terkemuka yang membantu para pembelot, mengatakan serangan baru-baru ini telah mempercepat pembelotan.
Namun, terdampar di negara asing, hidup bisa menjadi perjuangan yang sulit. Yan, yang masih lajang, bersama saudara laki-laki dan perempuan iparnya telah memulai bisnis pembuatan dan penjualan kain bermotif daun dari negara asal mereka.
Yan mengatakan pengorbanan mereka hanya sebagian kecil dari pengorbanan orang lain.
“Saya melakukan apa yang harus saya lakukan,” katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Nikaragua dan Cina Teken Perdagangan Bebas, Anak Presiden Ortega Berperan Penting