TEMPO.CO, Jakarta - Yekaterina Duntsova, calon penantang Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pemilihan presiden Rusia 2024, pada Sabtu, 23 Desember 2023 diputuskan dilarang mencalonkan diri karena dugaan kesalahan dalam permohonannya untuk mendaftar sebagai kandidat.
Tim kampanyenya mengunggah melalui aplikasi pesan Telegram sebuah tangkapan layar yang menunjukkan dokumen-dokumen yang mereka klaim disebut komisi pemilu Rusia kekurangan tanda tangan yang tepat.
Tiga hari lalu, Duntsova secara resmi menyerahkan dokumen pencalonannya kepada pejabat di Komisi Pemilu Umum. Mantan jurnalis TV berusia 40 tahun itu, berencana mencalonkan diri untuk mengakhiri perang di Ukraina dan membebaskan tahanan politik, termasuk ketua oposisi di Rusia, Alexei Navalny.
Video dari rapat Komisi Pemilu Pusat menunjukkan para anggota memberikan suara bulat menolak pencalonan Duntsova. Ketua komisi, Ella Pamfilova, kemudian terlihat menyampaikan kata-kata untuk menghibur calon kandidat yang gagal tersebut.
“Anda adalah seorang wanita muda, Anda masih memiliki banyak hal di masa depan Anda. Segala kekurangan selalu bisa diubah menjadi nilai tambah. Pengalaman apa pun tetaplah sebuah pengalaman,” kata Pamfilova.
Kremlin mengatakan Putin diyakini menang dalam pilpres karena dia mendapat dukungan tulus dari seluruh masyarakat, dengan peringkat jajak pendapat sekitar 80 persen. Putin, 71 tahun, telah menjabat sebagai presiden atau perdana menteri sejak 1999 dan sedang berupaya memperpanjang masa jabatan enam tahun lagi. Tidak ada tokoh oposisi yang menantangnya, dengan Navalny di penjara dan para pengkritik Rusia di balik jeruji besi atau di luar negeri menghindari risiko penangkapan.
Ketika Duntsova mengatakan bulan lalu bahwa dia ingin mencalonkan diri, para komentator menggambarkannya sebagai orang yang gila, berani, atau bagian dari rencana Kremlin untuk menciptakan kesan kompetisi. “Orang waras mana pun yang mengambil langkah ini akan merasa takut – namun rasa takut tidak akan menang,” kata Duntsova kepada kantor berita Reuters dalam sebuah wawancara pada November.
REUTERS
Pilihan Editor: Ridwan Kamil: Jabar akan Buka Warung Kopi di Maroko