TEMPO.CO, Jakarta - Warga Mesir memberikan suaranya pada Minggu 10 Desember 2023 dalam pemilihan presiden (pilpres) yang dibayangi oleh serangan Israel di wilayah tetangga, Gaza. Kali ini juga tidak ada keraguan bahwa petahana Abdel Fattah el-Sisi akan mendapatkan masa jabatan ketiga.
Pemungutan suara dibuka pada Minggu dalam pemilihan presiden Mesir di mana El-Sisi diprediksi akan berkuasa enam tahun lagi. Pemungutan suara dilakukan selama tiga hari hingga Selasa 12 Desember 2023 dan berlangsung dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Hasilnya akan diumumkan pada 18 Desember.
Menurut otoritas pemilu, sekitar 67 juta warga Mesir berhak memilih dari total populasi 104 juta jiwa. Semua mata akan tertuju pada jumlah pemilih setelah pemilu sebelumnya menghasilkan angka partisipasi yang rendah.
Di negara yang dilanda krisis keuangan paling parah dalam sejarahnya -- inflasi mencapai hampir 40 persen setelah mata uang kehilangan setengah nilainya dan menaikkan biaya impor -- perekonomian menjadi pusat perhatian masyarakat Mesir.
Bahkan sebelum krisis terjadi, sekitar dua pertiga dari 106 juta penduduk negara ini hidup pada atau di bawah garis kemiskinan.
Terlepas dari penderitaan yang dialami Mesir, tindakan keras selama satu dekade terhadap perbedaan pendapat telah menghilangkan segala bentuk oposisi serius terhadap Sisi, presiden kelima yang muncul dari jajaran militer sejak 1952.
Di bawah pemerintahannya, Mesir telah memenjarakan ribuan tahanan politik, dan meskipun komite pengampunan presiden telah membebaskan sekitar 1.000 tahanan dalam satu tahun, kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa jumlah tahanan politik yang ditahan mencapai tiga hingga empat kali lipat dalam jangka waktu yang sama.