Hubungan Dekat
Putin dan MbS, yang bersama-sama mengendalikan seperlima produksi minyak setiap hari, telah lama menjalin hubungan dekat, meski keduanya terkadang dikucilkan oleh Barat.
Pada KTT G20 tahun 2018, hanya dua bulan setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi, Putin dan MbS melakukan tos dan berjabat tangan sambil tersenyum.
MbS, 38 tahun, telah berusaha untuk menegaskan kembali Arab Saudi sebagai kekuatan regional yang tidak terlalu menghormati Amerika Serikat, yang memasok sebagian besar senjatanya ke Riyadh dan merupakan produsen minyak terbesar dunia.
Putin, yang mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, mengatakan Rusia terlibat dalam pertempuran sengit dengan Barat – dan telah menjalin hubungan dengan sekutu di Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan Asia di tengah upaya Barat untuk mengisolasi Moskow.
Baik MbS maupun Putin, 71 tahun, menginginkan – dan membutuhkan – harga minyak yang tinggi – yang merupakan sumber kehidupan perekonomian mereka. Pertanyaan bagi keduanya adalah seberapa besar beban yang harus ditanggung masing-masing negara untuk menjaga harga tetap tinggi – dan bagaimana memverifikasi beban tersebut.
OPEC+ bulan lalu menunda pertemuannya beberapa hari karena ketidaksepakatan mengenai tingkat produksi oleh beberapa anggota. Menteri Energi Saudi mengatakan OPEC+ juga menginginkan lebih banyak jaminan dari Moskow bahwa mereka akan memenuhi janjinya untuk mengurangi ekspor bahan bakar.
Hubungan antara Saudi dan Rusia di OPEC+ terkadang tidak mudah dan kesepakatan mengenai pengurangan produksi hampir gagal pada bulan Maret 2020, karena pasar sudah terguncang oleh timbulnya pandemi Covid.
Namun keduanya berhasil memperbaiki hubungan mereka dalam beberapa minggu dan OPEC+ setuju untuk memangkas hampir 10% permintaan global untuk menopang pasar minyak.
Sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober, Putin menganggap konflik tersebut sebagai kegagalan kebijakan AS di Timur Tengah dan telah membina hubungan dengan sekutu Arab dan Iran, serta dengan kelompok militan Palestina.
Ketika Rusia melakukan intervensi dalam Perang Saudara Suriah pada tahun 2015, mereka membantu menyeimbangkan kepentingan Bashar Al-Assad, memastikan kelangsungan hidup Presiden Suriah meskipun ada tuntutan Barat agar ia digulingkan.
REUTERS
Pilihan Editor: Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja