Pengalaman serupa diungkapkan jamaah lainnya. Dalam salah satu video yang dibagikan di media sosial pada 10 November, seorang pria Aljazair yang sedang menunaikan ibadah umrah di Arab Saudi mengaku ditangkap oleh otoritas Arab Saudi karena bersimpati dengan warga Palestina dan mendoakan mereka.
“Saya ditahan selama lebih dari enam jam karena berdoa bagi saudara-saudara kita di Palestina,” katanya dalam video tersebut.
“Saya membagikan ini bukan sekedar untuk kepentingan semata, saya ingin memperingatkan masyarakat di mana pun, terutama mereka yang datang ke tempat suci di Mekkah dan Madinah. Saya tidak berbicara tentang politik atau rezim."
“Di Madinah, saya melakukan salat dan mengambil kesempatan ini untuk mendoakan anak-anak dan korban di Palestina. Apakah mendoakan orang yang tertindas merupakan kejahatan? Saya tidak tahu bahwa hal ini dilarang di tempat suci. Saya bahkan belum menyelesaikan doa saya sebelum tentara datang dan mengambil telepon saya dan mereka memaksa saya menghapus video di mana saya berdoa untuk orang-orang di Gaza.”
Pria tersebut mengatakan bahwa dia dibawa ke kantor polisi yang berbeda dan dia mencoba menjelaskan bahwa dia hanya berdoa, dan dia menghapus video tersebut segera setelah diminta.
“Saya punya tekanan darah tinggi dan saya penderita diabetes, tapi ditahan selama enam jam. Saya diperlakukan seperti penjahat dan diberitahu bahwa saya ditahan karena 'bersimpati dan berdoa untuk Palestina' dan sidik jari saya diambil,” katanya.
Dia berpesen agar orang-orang berhati-hati ketika mengunjungi tempat-tempat suci. Dia mendengar bahwa seorang wanita asal Indonesia, yang mengenakan jilbab berbendera Palestina, juga ditahan.
Pada 10 November, kepala urusan agama Arab Saudi di Masjidil Haram, Abdul Rahman al-Sudais, menyarankan agar masyarakat tidak ikut campur atau terlibat dalam apa yang terjadi di Gaza. “Anda melihat apa yang terjadi pada saudara-saudara kita di Palestina, apa lagi yang harus kita lakukan terhadap mereka, selain mendoakan mereka,” ujarnya.
“Umat Islam tidak boleh menyerah pada provokasi ini dan membiarkan peristiwa tersebut memecah belah mereka. Mereka harus kembali kepada wali dan penguasanya, ulama-ulamanya, dan tidak melakukan apa yang tidak berhak mereka lakukan.”
MIDDLE EAST EYE
Pilihan editor: Situasi Terkini RS Indonesia di Gaza: Berhenti Beroperasi, Pasien Luka Berkubang Darah di Lorong