Perempuan dan Anak-anak Menanggung Beban Perang
ICRC mengatakan bahwa warga sipil di Gaza dan Israel terpaksa menanggung penderitaan dan kehilangan yang luar biasa dan hal ini perlu dihentikan.
“Salah satu dampak yang paling mengejutkan adalah penderitaan yang harus ditanggung oleh anak-anak,” kata Presiden ICRC Mirjana Spoljaric. “Anak-anak telah direnggut dari keluarga mereka dan disandera. Di Gaza, ahli bedah ICRC merawat balita yang kulitnya hangus akibat luka bakar yang meluas. Apa lagi yang harus ditanggung oleh anak-anak?”
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa mengulangi seruannya untuk pembebasan para sandera dan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza.
Dana Kependudukan PBB (UNFPA) mengatakan terdapat 50.000 perempuan hamil dan sekitar 5.500 bayi baru lahir di Gaza. Namun sejauh ini mereka hanya diperbolehkan mengirim dua truk berisi perlengkapan bersalin.
“Ada 180 perempuan yang melahirkan setiap hari di Gaza dalam kondisi seperti ini. Makanan, air, obat-obatan, akses operasi caesar dan perawatan bayi baru lahir bergantung pada bahan bakar,” Direktur Eksekutif UNFPA Natalia Kanem mengatakan kepada wartawan.
Ia mengatakan, ibu hamil dan menyusui juga membutuhkan lebih banyak air dibandingkan orang lain, serta harus bersih dan aman.
Israel telah melarang bahan bakar memasuki Gaza, dengan mengatakan bahwa Hamas menimbun bahan bakar untuk keperluan militer dan akan mengalihkan pasokan baru yang masuk. Namun, para aktivis kemanusiaan menekankan bahwa rumah sakit perlu bahan bakar untuk mengoperasikan mesin penyelamat, termasuk inkubator untuk bayi prematur dan pabrik desalinasi serta toko roti.
“Persediaan ini menyelamatkan nyawa. Mereka sangat penting,” kata Kanem. “Faktanya adalah kehidupan terus berjalan meski terjadi konflik, dan kami berhutang budi kepada para perempuan ini untuk selalu mendampingi mereka selama masa kehamilan dan persalinan.”
Pilihan Editor: ICRC: Tanpa Listrik, Rumah Sakit Gaza Bisa Berubah Menjadi Kamar Mayat
REUTERS