TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif yang berkuasa telah dipecat dari jabatannya sebagai asisten menteri. Pemecatan dilakukan setelah ia menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel Hamas.
Paul Bristow, seorang asisten Menteri Luar Negeri bidang ilmu pengetahuan, inovasi dan teknologi, telah menulis surat kepada Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pekan lalu. Bristow mendesak Sunak untuk mengubah pendiriannya mengenai konflik tersebut dan mendukung diakhirinya perang Israel Hamas secara permanen. Pemerintah Inggris mengatakan mendukung “jeda kemanusiaan ” tetapi bukan gencatan senjata.
Dalam suratnya, Bristow mengatakan gencatan senjata penuh akan menyelamatkan nyawa dan memungkinkan bantuan kemanusiaan “menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan”.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, juru bicara Downing Street mengatakan keputusan untuk mencopot Bristow dari jabatannya muncul sebagai tanggapan atas komentar yang dianggap tidak sesuai dengan prinsip tanggung jawab kolektif.
Bristow, yang mewakili Peterborough di parlemen dan salah satu ketua kelompok parlemen semua partai untuk Muslim Inggris, menyatakan paham tentang keputusan Sunak. “Dengan menyesal saya meninggalkan pekerjaan yang saya nikmati. Namun kini saya dapat berbicara secara terbuka tentang suatu isu yang sangat dipedulikan oleh banyak konstituen saya,” katanya kepada BBC.
“Saya yakin saya bisa melakukan ini dengan lebih baik dari bangku cadangan dibandingkan sebagai bagian dari gaji pemerintah.”
Dalam beberapa hari terakhir, Israel terus memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza. Serangan itu makin gencar setelah Hamas menyerang Israel sejak 7 Oktober 2023.
Para pejabat di Gaza mengatakan lebih dari 8.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan udara Israel. Jumlah korban tewas di Israel mencapai 1.400 orang, menurut pihak berwenang Israel.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Suram Ekonomi Tersebab Perang Israel Hamas