TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pejuang Palestina, Hamas pada Kamis merilis daftar hampir 7.000 nama warga Gaza yang tewas dalam serangan Israel. Hal ini terjadi sehari setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden meragukan jumlah korban tewas.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas, 7.028 orang kini telah terbunuh di Gaza sejak serangan 7 Oktober.
Daftar tersebut menunjukkan nama 6.747 korban dan juga memberikan informasi tentang jenis kelamin, usia dan nomor kartu identitas masing-masing korban.
Hamas mengatakan sebanyak 281 jenazah belum dapat diidentifikasi. Amerika Serikat “dengan berani meragukan kebenaran jumlah korban yang diumumkan,” kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan, “Kami telah memutuskan untuk mengumumkan rincian nama-nama tersebut ke seluruh dunia sehingga kebenaran tentang genosida yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap rakyat kami diketahui.”
Pernyataan Biden dilontarkan setelah presiden gaek itu ditanya pada konferensi pers Gedung Putih apakah jumlah kematian tersebut, yang menurut kementerian mencakup sekitar 2.700 anak-anak, berarti Israel mengabaikan seruan AS untuk mengurangi kematian warga sipil dalam pemboman di wilayah kantong pantai tersebut.
“Apa yang mereka katakan kepada saya adalah bahwa orang-orang Palestina tidak mengatakan kebenaran tentang berapa banyak orang yang terbunuh. Saya yakin orang-orang tak berdosa telah terbunuh, dan itu adalah harga dari perang yang mereka lakukan,” kata Biden.
“(Israel) harus sangat berhati-hati untuk memastikan bahwa mereka fokus mengejar orang-orang yang menyebarkan perang melawan Israel. Dan itu bertentangan dengan kepentingan mereka jika hal itu tidak terjadi,” tambah Biden.
“Tetapi saya tidak yakin dengan angka yang digunakan oleh orang-orang Palestina.”
Pilihan Editor: Biden Ragukan Jumlah Korban Tewas Serangan Israel di Gaza, Upaya Lindungi Israel?
AL JAZEERA