TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan debat terbuka tingkat tinggi pada Selasa, 24 Oktober 2023 di Markas Besar PBB di New York mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk tentang Perang Israel Hamas.
Jalur Gaza masih digempur dengan serangan udara dan darat oleh pasukan Israel, juga diblokade total sehingga wilayah kantong tersebut mengalami krisis listrik dan air bersih. Serangan dan pengepungan telah menewaskan lebih dari 5.000 warga Palestina, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Ini merupakan balasan terhadap serangan kelompok militan Hamas di Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan setidaknya 1.400 orang dan menjadikan lebih dari 200 orang lainnya sebagai sandera.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan situasi di Gaza “semakin urgen setiap saat”, dan mengulangi seruannya untuk gencatan senjata kemanusiaan.
Negara-negara mengambil sikap yang berbeda-beda tentang konflik ini. Amerika Serikat dan Jerman, contohnya, mendukung hak Israel untuk membela diri, sementara negara-negara seperti Indonesia dan Iran dengan lantang menyebut pendudukan Israel di Palestina sebagai akar masalah.
Lantas, apa yang dikatakan masing-masing perwakilan negara yang hadir di debat terbuka pada hari Selasa?
Palestina
Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Al-Maliki, mengatakan bahwa pembantaian yang sedang dilakukan oleh Israel terhadap penduduk sipil Palestina di bawah pendudukan ilegal mereka harus dihentikan.
“Dewan Keamanan mempunyai tugas untuk menghentikan mereka. Komunitas internasional diwajibkan berdasarkan hukum internasional untuk menghentikan mereka. Merupakan tugas kemanusiaan kita bersama untuk menghentikan mereka – sekarang. Kegagalan berkelanjutan di Dewan ini tidak dapat dimaafkan,” tegasnya.
Selain menyerukan gencatan senjata, pengamanan akses bantuan kemanusiaan, dan penyediaan bantuan internasional, Al-Maliki juga menekankan perlu diambilnya langkah-langkah praktis untuk mengatasi akar masalah, yaitu dengan mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina sesuai dengan resolusi Dewan dan hukum internasional.
Israel
Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, mengutuk serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas, mengatakan bahwa bayi dan anak-anak sedang ditahan di Gaza. “Anak-anak dan bayi-bayi ini tidak menyebabkan kejahatan, namun mereka adalah korban kejahatan,” katanya, menambahkan bahwa serangan tersebut akan dicatat dalam sejarah sebagai pembantaian brutal dan peringatan bagi dunia.
Ia pun meminta komunitas internasional untuk mendesak Qatar, yang bertindak sebagai mediator pembebasan sandera Hamas, agar memfasilitasi pembebasan segera dan tanpa syarat lebih dari 220 warga Israel yang ditahan. Menteri ini juga menyinggung perang di perbatasan utara Israel dengan Hizbullah.