TEMPO.CO, Jakarta - Berlawanan dengan keinginan sekutunya, Israel, Amerika Serikat berharap kendaraan pengangkut bahan bakar seharusnya diizinkan masuk Jalur Gaza yang tengah terkepung, pada Selasa.
"Bahan bakar adalah komoditas penting bagi kehidupan dan keberlanjutan Gaza bagi penduduk Palestina yang berada di sana. Kami tahu bahan bakar adalah komoditas sangat penting yang semakin langka yang diperlukan untuk membangkitkan generator di rumah sakit-rumah sakit," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan.
"Orang membutuhkannya untuk menjalankan pompa desalinasi sehingga orang bisa mendapatkan air bersih layak minum. Semua hal itu penting," Kirby menambahkan.
"Tentu saja kami memahami kekhawatiran Israel mengenai kemungkinan Hamas mencuri bahan bakar itu dan menggunakannya untuk kepentingan mereka sendiri, sehingga tak boleh digunakan di rumah sakit-rumah sakit dan mesin-mesin desalinasi. Kami memahami semua itu kekhawatiran yang masuk akal, tak perlu dipertanyakan lagi," papar dia.
Meskipun ada kekhawatiran semacam itu, Kirby menyatakan bahan bakar "harus dapat" mencapai warga Palestina di Gaza.
Ada cukup persediaan bahan bakar yang menunggu diangkut ke dalam truk dan dikirim ke Gaza melalui perbatasan Rafah-Mesir. Namun, juru bicara PBB Stephane Dujarric keberatan saat ditanya mengapa PBB tidak bisa mengirimkan bantuan semacam itu ke wilayah-wilayah pendudukan.
"Saya tidak ingin masuk terlalu dalam. Apa yang dapat saya katakan adalah kami ingin bahan bakar bisa masuk. Kami belum bisa mengatasi semua rintangan untuk mengirimkan bahan bakar itu,” kata Dujarric.
Badan PBB yang mengurusi masalah pengungsi Palestina, UNRWA, pada Selasa memperingatkan bahwa operasi bantuan akan terhenti jika tidak memperoleh pasokan bahan bakar. Setelah diperingatkan seperti in, militer Israel justru mengatakan tak akan membolehkan pasokan bahan bakar masuk Gaza.
"Bahan bakar tidak boleh masuk Jalur Gaza. Hamas membutuhkannya untuk mengoperasikan infrastruktur-infrastruktur mereka," tutur juru bicara militer Israel Daniel Hagari.
Israel tanpa jeda terus membombardir Jalur Gaza setelah serangan mendadak Hamas di dalam wilayah Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 warga Israel. Sebaliknya 5.800 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan balasan Israel.
Selain terus membombardir Gaza, Israel memerintahkan Gaza dikepung total, memutus listrik, bahan bakar, air dan makanan masuk Gaza.
Pengiriman bantuan pertama sejak Israel memblokade total Jalur Gaza, sudah tiba di lokasi pada Sabtu ketika konvoi truk bantuan kedua dan ketiga masuk pada Minggu dan Senin. Adapun konvoi bantuan keempat masuk pada Selasa.
Rangkaian pengiriman 62 truk bantuan termasuk dari Mesir melalui pintu lintas batas Rafah yang menjadi satu-satunya jalur menuju Gaza yang tidak dikuasai Israel.
Bahan bakar sangat penting untuk operasional sehari-hari Gaza, dan dibutuhkan untuk menjalankan stasiun pompa air, pabrik desalinasi yang penting untuk memproduksi air minum bagi lebih dari 2 juta penduduk Jalur Gaza, serta untuk menyalakan lampu di rumah sakit-rumah sakit di Gaza yang kelebihan beban.
Pilihan Editor: Sekjen PBB Sebut Serangan Hamas Dipicu Penjajahan, Israel Tuntut Antonio Guterres Mundur
ANADOLU