TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza yang sudah terkepung, termasuk larangan makanan dan air. Blokade total dilakukan setelah Hamas melakukan serangan terbesar terhadap Israel dalam beberapa dekade terakhir.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pada hari Senin bahwa pihak berwenang akan memutus aliran listrik dan memblokir masuknya makanan dan bahan bakar sebagai bagian dari pengepungan total di Gaza yang dikuasai Hamas. Gaza adalah rumah bagi 2,3 juta orang dan salah satu daerah terpadat.
Blokade Israel terhadap Jalur Gaza yang diduduki telah berlangsung sejak Juni 2007. Israel mengontrol wilayah udara dan perairan teritorial Gaza, serta dua dari tiga titik perlintasan perbatasan. Titik ketiga dikuasai oleh Mesir.
“Kami melakukan pengepungan total terhadap Gaza. Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas, semuanya ditutup,” kata Gallant dalam sebuah pernyataan video.
Kepala juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa Israel memiliki kontrol terhadap komunitasnya setelah serangan massal pejuang Hamas ke wilayahnya pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023.
Hagari mengatakan ada beberapa insiden yang terjadi pada Senin pagi. Namun tidak ada pertempuran kemarin.
Tank dan drone Israel menjaga celah di pagar untuk mencegah infiltrasi lebih lanjut. Ia menambahkan bahwa 15 dari 24 komunitas perbatasan telah dievakuasi, dan sisanya diperkirakan akan dievakuasi dalam 24 jam ke depan.
Juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa para pejuang kelompok tersebut terus bertempur di luar Gaza. Hamas telah menangkap lebih banyak warga Israel pada Senin pagi. Dia mengatakan Hamas bertujuan membebaskan semua tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: 7 Fakta Iron Dome Israel yang Berhasil Ditembus Rudal Hamas