Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah dan Ciri Abjad Hangeul Korea: Jejak Unik Sebuah Aksara yang Diakui UNESCO

image-gnews
Ilustrasi Hangul. Pixabay
Ilustrasi Hangul. Pixabay
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Alfabet Hangeul Korea, atau yang dikenal dengan sebutan (Hangeul), adalah salah satu sistem penulisan yang unik dan khas di dunia. Ia bukan hanya sekadar sekumpulan huruf, tetapi juga sebuah cermin dari sejarah dan budaya Korea yang kaya.

Asal Usul Aksara Hangeul

Dikutip dari Korean Cultural Center, hangeul lahir dari tekad seorang raja, Raja Sejong yang Agung, atau lebih dikenal dengan Sejong Daewang, yang memerintah Korea pada Dinasti Joseon di abad ke-15 (1397-1450).

Pada masa itu, Korea menggunakan aksara Hanja, yang merupakan aksara Tionghoa, untuk menulis. Namun, Sejong Daewang ingin menciptakan sistem penulisan yang lebih mudah dipahami oleh rakyatnya sendiri.

Pada 1443, Raja Sejong memerintahkan penciptaan aksara baru yang akan menggantikan Hanja. Ini menghasilkan Hangeul, yang awalnya disebut "Hunminjeongeum," yang berarti "suara yang tepat untuk pengajaran orang awam." Hangeul dirancang untuk mencerminkan suara bahasa Korea dengan lebih akurat daripada Hanja.

Hunminjeongeum pertama kali diperkenalkan pada 3 Januari 1444. Penciptaan alfabet Hangeul di Korea kemudian diyakini pada 9 Oktober 1446. Sistem penulisan ini adalah sebuah revolusi dalam dunia tulis-menulis, karena ia memungkinkan rakyat biasa Korea untuk belajar membaca dan menulis dengan lebih cepat daripada belajar Hanja yang rumit.

Hangeul berbeda dari banyak aksara lainnya karena ia bukanlah aksara berdasarkan gambar atau simbol, melainkan aksara yang dirancang berdasarkan struktur organ suara manusia ketika mengucapkan suara-suaranya.

Karakteristik Unik Hangeul

Satu hal yang membuat Hangeul unik adalah cara ia menggabungkan huruf konsonan dan vokal untuk membentuk suku kata. Huruf-huruf dasar dalam Hangeul disebut "jamo," dan mereka menggambarkan suara konsonan atau vokal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Korean.go.kr, kombinasi jamo ini membentuk suku kata. Misalnya, kata "" (annyeonghaseyo), yang berarti "halo" dalam bahasa Korea, terdiri dari beberapa jamo yang disusun bersama.

Selain itu, Hangeul memiliki jumlah huruf yang terbatas. Pada awalnya, Hangeul memiliki 28 huruf, tetapi seiring berjalannya waktu, jumlah huruf ini berkurang menjadi 24, terdiri dari 14 konsonan dan 10 vokal. Ini membuatnya lebih sederhana daripada banyak alfabet lain yang memiliki ratusan karakter.

Penggunaan Hangeul

Penciptaan Hangeul oleh Raja Sejong adalah langkah revolusioner dalam sejarah penulisan. UNESCO bahkan telah mengakui pentingnya Hangeul dengan memasukkannya ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda Manusia pada 1997.

Selain digunakan untuk menulis bahasa Korea, Hangeul juga telah menemukan tempat di dunia seni dan desain. Karakter Hangeul yang indah dan artistik sering digunakan dalam seni rupa, desain pakaian, dan bahkan seni pertunjukan. Ini telah menjadikan Hangeul lebih dari sekadar sistem penulisan, ia adalah sebuah karya seni dalam dirinya sendiri.

Dengan sejarah yang kaya dan karakteristik uniknya, Hangeul adalah salah satu alfabet yang paling menarik di dunia. Ini adalah simbol penting dari identitas budaya Korea dan sebuah contoh bagaimana alfabet dapat menjadi lebih dari sekadar alat komunikasi; ia adalah warisan budaya yang hidup dan terus berkembang.

Pilihan Editor: Hangeul Day Setiap 9 Oktober, Apa Makna bagi Warga Korea Selatan?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

2 hari lalu

Warga menaruh bunga mawar di atas sejumlah foto jurnalis Gaza, Palestina yang tewas saat bertugas pada aksi damai di Solo, Jawa Tengah, Ahad, 17 Desember 2023. Aksi tersebut sebagai wujud solidaritas warga terhadap jurnalis yang tewas akibat serangan Israel di Gaza, Palestina, selain juga meminta para pemimpin dunia agar mendesak Israel menghentikan perang guna melindungi keselamatan warga sipil Palestina. ANTARA/Maulana Surya
Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.


Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

3 hari lalu

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto didampingi (kanan) Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Wahyu Widada, dan Jaksa Agung Muda Bidang Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara Feri Wibisono dalam acara Pengarahan Komite Cipta Kerja dan Tim Pelaksana kepada Mitra Program Kartu Prakerja di Jakarta, Selasa 23 Januari 2024. Pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebanyak Rp 4,8 triliun untuk program Kartu Prakerja pada 2024. Pada tahun ini, pemerintah menargetkan lebih dari sejuta peserta tambahan untuk program tersebut. TEMPO/Tony Hartawan
Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.


Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

11 hari lalu

Suasanan Venesia di Italia. Unsplash.com/Andreas M
Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.


10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

11 hari lalu

Pengunjung mengibarkan bendera Merah Putih di Taman Wisata Alam (TWA) Ijen Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

Indonesia berpotensi menambah daftar geopark yang masuk jejaring UNESCO


Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

13 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

Ada sejumlah hati penting tentang buku dan literasi. Di tingkat internasional, ada hari buku sedunia setiap 23 April


7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

13 hari lalu

Ayana Moon merayakan Idul Fitri bersama adiknya, Aydin Moon yang belum lama menjadi mualaf. Foto IG @aydinmoon.
7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

Kiprah sejumlah influencer mualaf ikut mewarnai penyebaran Islam di Korea


Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

13 hari lalu

Korea Siap Menerima Wisatawan Muslim
Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

Jauh sebelum viralnya infuencer Mualaf seperti Daud Kim, Islam masuk ke Korea sejak tahun 1950-an.


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

13 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

14 hari lalu

Embung Cangkring menjadi salah satu destinasi wisata di Geopark Karangsambung-Karangbolong. Foto: @geoparkkarangsambung
5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

Geopark Kebumen diajukan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO Global Geopark. Ini 5 keunikannya.


Band Indie Korea The Poles, Merilis Album Mini Terbaru

16 hari lalu

Band indie Korea The Poles. FOTO/instagram
Band Indie Korea The Poles, Merilis Album Mini Terbaru

Band indie Korea Selatan, The Poles merilis album mini terbaru Anomalies in the Oddity Space