TEMPO.CO, Jakarta - Israel kembali membuka titik-titik penyeberangan dengan Gaza pada hari Kamis, 28 September 2023, yang memungkinkan ribuan warga Palestina kembali kerja di Israel dan Tepi Barat setelah hampir dua pekan berhenti.
Sekitar 18 ribu warga Gaza memiliki izin dari pemerintah Israel untuk bekerja di luar kantong yang diblokade tersebut, sehingga memberikan suntikan dana sekitar 2 juta dolar Amerika Serikat per hari untuk perekonomian wilayah miskin tersebut.
Sebelumnya, penutupan jalur dipicu oleh protes kekerasan di sepanjang perbatasan Gaza dan Israel. Para demonstran melemparkan bahan peledak dan batu kepada pasukan Israel, yang membalas dengan melancarkan serangan udara yang menargetkan pos militer milik militan Hamas yang menguasai Gaza. Pasukan Israel juga membalas dengan tembakan yang menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai puluhan lainnya.
Pembukaan dilakukan di tengah peningkatan upaya internasional yang dilakukan Mesir dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meredakan ketegangan dan mencegah babak baru konflik bersenjata antara Israel dan Gaza.
“PBB sedang berbicara dan bekerja dengan semua pihak untuk meningkatkan kehidupan masyarakat di Gaza, khususnya yang paling rentan,” kata utusan perdamaian Timur Tengah PBB, Tor Wennesland, di media sosial X pada hari Rabu, sehari setelah ia bertemu dengan para pejabat Hamas di Gaza.
Ia melanjutkan, “Situasi di Jalur Gaza sangat buruk dan kita harus menghindari konflik lain yang akan berdampak buruk bagi semua orang. Rakyat Gaza sudah cukup menderita dan berhak mendapatkan lebih dari sekedar ketenangan.”
Warga Palestina yang ingin segera kembali bekerja berbondong-bondong ke persimpangan sisi Palestina setelah Israel mengumumkan pembukaan jalur pada Rabu malam.
“Kami ingin pergi bekerja dan mencari nafkah untuk anak-anak kami, karena situasinya terlalu buruk bagi kami selama dua pekan terakhir,” kata Khaled Zurub, 57, pekerja konstruksi di Israel.
Cogat, badan Kementerian Pertahanan Israel yang berkoordinasi dengan Palestina, mengatakan penilaian keamanan akan menentukan apakah perbatasan tetap terbuka.
Sementara, Hazem Qassem, juru bicara kelompok Islam bersenjata Hamas yang memerintah Gaza dan menentang perjanjian damai dengan Israel, mengatakan Israel terus-menerus melanggar hak dasar warga Gaza atas kebebasan bergerak dengan berulang kali menutup perbatasan dan memblokade Gaza.
Israel telah memblokir banyak barang memasuki Gaza dengan dukungan Mesir, menggunakan alasan masalah keamanan dan hak membatasi ekspor.
Menurut angka Dana Moneter Internasional (IMF), pendapatan per kapita di Gaza hanya seperempat dari pendapatan per kapita warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel. Bank Dunia mengatakan tingkat pengangguran hampir mencapai 50 persen.
REUTERS
Pilihan Editor: Vietnam dan Malaysia DIlanda Banjir, Curah Hujan 250 Mm Pagi Ini