Pencegah Strategis
Dia menyebut kapal selam itu sebagai “pencegah strategis” terhadap kapal perang Cina yang melintasi Selat Miyako dekat barat daya Jepang atau Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina.
Huang mengatakan kapal selam diesel-listrik Taiwan dapat menahan Cina dalam rangkaian pulau pertama, mengacu pada wilayah yang terbentang dari Jepang melalui Taiwan, Filipina, dan hingga Kalimantan, yang meliputi laut pesisir Cina.
“Ini juga merupakan konsep strategis militer AS – untuk menahan mereka di rangkaian pulau pertama dan menolak akses mereka,” kata Huang. “Kalau Taiwan direbut, Jepang pasti tidak aman, Korea Selatan pasti tidak aman.”
Kementerian Pertahanan Cina tidak menanggapi permintaan komentar.
Angkatan Laut Cina, termasuk kapal induk Shandong, semakin aktif dalam beberapa bulan terakhir di lepas pantai timur Taiwan, sehingga memicu kekhawatiran bahwa Cina dapat melancarkan serangan dari arah tersebut. Taiwan Timur adalah tempat di mana para perencana telah lama membayangkan pengelompokan kembali militer di pulau itu dan mempertahankan pasukannya selama konflik.
Huang mengatakan kapal selam tersebut dapat membantu menjaga “jalur kehidupan” pulau itu ke Pasifik dengan menjaga pelabuhan di sepanjang pantai timur Taiwan tetap terbuka untuk pasokan jika terjadi konflik.
“Kapal selam akan menjauhkan kapalnya dari pantai timur kita,” katanya.
Chieh Chung, seorang peneliti militer di lembaga pemikir Yayasan Kebijakan Nasional Taiwan, mengatakan armada tersebut akan mengalami kesulitan dalam melakukan tugas itu, karena Cina dapat menempatkan kapal perang di Pasifik sebelum melancarkan serangan.
Namun dia menambahkan bahwa kapal selam dapat menduduki titik penyergapan strategis di wilayah tersebut dan “sangat membahayakan kemampuan tempur (Cina)” dengan menargetkan kapal-kapal bernilai tinggi seperti kelompok kapal induk atau armada pendarat.
REUTERS
Pilihan Editor: Puji Veteran Nazi, Ketua DPR Kanada Minta Maaf