TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa untuk pertama kalinya bertemu langsung.
Pertemuan tersebut menjadi tonggak sejarah besar setelah kedua negara secara bertahap meningkatkan hubungan mereka.
Kedua pemimpin membahas topik politik, ekonomi dan kawasan, serta masalah Israel-Palestina, kata Kepresidenan Turki dalam unggahan di media sosial X.
Pertemuan kedua pemimpin terjadi di sela Sidang Umum Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, yang diselenggarakan tiap tahun.
Menurut kantor kepresidenan Turki, Erdogan berkata kepada Netanyahu bahwa kedua negara dapat bekerja sama dalam bidang energi, teknologi, inovasi, kecerdasan buatan, dan keamanan siber.
Energi menjadi sektor penting untuk potensi kerja sama di antara kedua negara.
"Dalam pertemuan tersebut, dibahas pula peluang kerja sama energi, terutama pada bidang eksplorasi, produksi dan perdagangan gas alam,” kata Menteri Energi Turki Alparslan Bayraktar, yang ikut serta dalam pertemuan itu.
Israel dan Turki sempat bersekutu di kawasan mereka, tetapi hubungan kedua pihak mengalami ketegangan selama lebih dari satu dekade setelah Ankara mengusir duta besar Israel.
Pengusiran itu terjadi usai Israel pada 2010 menyerang sebuah kapal yang memimpin armada pembawa bantuan ke Gaza. Serangan itu menyebabkan 10 warga Turki tewas.
Hubungan diplomatik dipulihkan pada 2016, tetapi dua tahun kemudian Turki menarik diplomatnya dari Israel dan mengusir diplomat Israel. Ini setelah pasukan Israel membunuh sejumlah warga Palestina yang ikut serta dalam unjuk rasa di Jalur Gaza.
Kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke Turki pada Maret 2022, yang diikuti dengan kunjungan para menteri luar negeri kedua negara, turut mencairkan hubungan setelah tegang selama lebih dari sepuluh tahun.
Turki mengawali upaya diplomatik pada 2020 guna memperbaiki hubungan dengan negara-negara yang menjadi rivalnya, dengan mendekati Mesir, Uni Emirat Arab, Israel, dan Arab Saudi.
Pilihan Editor: Erdogan Rayu Elon Musk Bangun Pabrik Tesla di Turki
REUTERS