TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Anthony Albanese melakukan pertemuan dengan para pemimpin dari seluruh negara di wilayah Indo-Pasifik dalam KTT ASEAN-Australia yang ke-3 dan KTT ke-18 Asia Timur di Jakarta.
Pada KTT Asia Timur, Perdana Menteri menegaskan kembali komitmen Australia untuk memperdalam keterlibatan dengan mitra-mitra kami di Asia Tenggara dan bekerja sama dengan mereka untuk mengatasi tantangan bersama seperti krisis iklim. Sedangkan dalam KTT Tahunan ASEAN-Australia, Perdana Menteri dan para pemimpin ASEAN membahas bagaimana mereka dapat bekerja sama untuk mengurangi tekanan pada ketahanan pangan yang berdampak pada masyarakat di masing-masing negara.
Asia Tenggara merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat untuk ekspor pertanian Australia. Para pemimpin di KTT ASEAN pun membahas bagaimana perdagangan yang terbuka, adil, dan berdasarkan aturan dapat mendukung rantai pasokan pangan yang tangguh. Terkait hal ini, Australia pun mengumumkan dua inisiatif untuk mendukung ketahanan pangan regional.
Pertama, investasi dalam Program ASEAN-CGIAR Innovate for Food Regional untuk mendukung penelitian bersama antara ASEAN dan Australia dalam mengembangkan praktik dan teknologi pertanian baru untuk mendukung ketahanan pangan regional. Kedua, perluasan Meryl Williams Fellowships untuk perempuan di bidang ilmu pertanian yang membuka peluang bagi sekitar 20 orang dari negara-negara anggota ASEAN dan Timor Leste untuk mengikuti program studi di Australia.
"Sangat penting bagi kita untuk bekerja sama dengan ASEAN dalam mengatasi tantangan bersama seperti perubahan iklim dan ketahanan pangan, untuk membentuk masa depan dan kawasan kita, bukan menunggu masa depan membentuk kita," kata Albanese dalam keterangan tertulis, Jumat, 8 September 2023.
Pengumuman ini merupakan kelanjutan dari pengumuman Perdana Menteri yang sebelumnya menetapkan Strategi Ekonomi Asia Tenggara Australia hingga tahun 2040 pada jalur yang praktis untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dua arah Australia dengan Asia Tenggara. Pada 2024, ASEAN dan Australia akan merayakan 50 tahun kemitraan. Untuk memperingati tonggak sejarah ini, Perdana Menteri memberikan pengarahan kepada rekan-rekannya dari Asia Tenggara tentang rencana untuk mengadakan KTT Peringatan Khusus di Australia pada Maret mendatang.
Bukan hanya itu, Albanese juga mengumumkan inisiatif tahap kedua Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia senilai AUD 200 juta (Rp 1,9 triliun). Dana tersebut diantaranya, AUD 50 juta digunakan untuk mengurangi risiko proyek-proyek infrastruktur swasta guna mendukung ambisi Indonesia menuju nol karbon. Hal ini diharapkan bisa membantu Indonesia mendapatkan pembiayaan sektor swasta untuk proyek-proyek berpotensi tinggi, serta menyediakan studi kelayakan dan penilaian lingkungan untuk mendukung pengembangan proyek.
sekitar AUD 100 juta lainnya, akan digunakan untuk mendukung agenda Indonesia yaitu keuangan berkelanjutan dan transisi energi yang berkeadilan. Hal ini mencakup bantuan teknis, perluasan kemitraan dengan pemerintah, dan inisiatif inklusi sosial untuk memastikan perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan mendapatkan manfaat dari transisi energi bersih.
Pilihan Editor: Mendag Minta Dukungan Belanda agar Uni Eropa Kurangi Hambatan Ekspor Imbas EUDR
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.