TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang peserta festival Burning Man berhasil keluar dari gurun terpencil di Nevada, Amerika Serikat, pada Senin, 4 September 2023 setelah jalan dibuka kembali. Penyelenggara Burning Man kembali membuka jalan menuju festival gurun terpencil di Nevada sehingga puluhan ribu pengunjung dapat melarikan diri setelah terjebak selama berhari-hari oleh lumpur.
Namun banyak dari 64.000 orang yang masih berada di lokasi Festival Burning Man hingga Senin. Mereka kemungkinan akan menginap satu malam lagi dan menyaksikan patung raksasa festival tersebut terbakar pada Senin malam, satu hari molor dari jadwal yang ditentukan.
Hujan musim panas yang tak terduga mengubah festival seni tandingan budaya tahunan yang berlangsung selama seminggu menjadi mimpi buruk. Saat jalan akhirnya dibuka kembali, antrean panjang kendaraan mengular melintasi gurun. Kendaraan itu terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang parah ketika penyelenggara acara meminta para pengemudi untuk berjalan perlahan pada hari Senin. Pengunjung akhirnya mempertimbangkan untuk menunda kepergian mereka hingga Selasa untuk mengurangi kepadatan lalu lintas.
Eksodus pengunjung festival Burning Man pun lebih terorganisir dengan jalan selebar 10 jalur. Armada kendaraan rekreasi dan mobil mencari tempat yang dijanjikan untuk mandi air panas dan tempat tidur yang bersih.
Panitia menyiapkan jalan keluar berupa jalan tanah sepanjang 8 kilometer menuju jalan raya terdekat. Akun Burning Man Traffic di platform media sosial X memperkirakan waktu tempuh "eksodus" mencapai 5-1/2 jam.
Situs di Gurun Batu Hitam Nevada ini terletak di atas bekas Danau Lahontan, yang digambarkan oleh Masyarakat Geologi AS sebagai danau dalam yang baru ada sekitar 15.000 tahun yang lalu. Jaraknya sekitar 15 mil (25 km) dari kota terdekat dan 110 mil (177 km) utara Reno.
Selama berhari-hari, hingga 70.000 orang diperintahkan untuk tetap tinggal dan menghemat makanan dan air ketika pejabat menutup jalan, sehingga kendaraan harus tetap berada di tempat.
"Orang-orang saling menjaga satu sama lain. Kami punya makanan. Kami punya perbekalan. Kami punya tempat berlindung. Jadi ini benar-benar semacam upaya kelompok untuk melewati ini," kata David Date, salah satu peserta.
Satu orang tewas dalam peristiwa tersebut, kata para pejabat pada hari Minggu. Investigasi sedang dilakukan.
“Ini sungguh terlihat apokaliptik,” kata relawan festival Evi Airy. “Ketika Anda melihat orang-orang berjalan tanpa alas kaki dalam cuaca dingin bersama anak-anak. Beberapa orang memiliki anak kecil di sini seperti berusia tiga atau empat tahun. Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa bertahan.”
Sebelum gerbang dibuka secara resmi, para pekemah sudah mulai berangkat saat hari masih gelap. Kendaraan yang terjebak berserakan di jalan-jalan di Kota Black Rock darurat yang dibangun untuk festival tersebut, beberapa di antaranya menghalangi jalur jalan karena kehilangan kendali.
Setiap tahun Festival Burning Man dihadiri oleh puluhan ribu orang di gurun Nevada untuk menari, membuat karya seni, dan menikmati menjadi bagian dari komunitas mandiri yang bersifat sementara dan memiliki semangat yang sama. Bermula pada tahun 1986 sebagai pertemuan kecil di pantai San Francisco, festival selama seminggu ini kini dihadiri oleh selebriti dan influencer media sosial. Tiket reguler dibanderol dengan harga US$ 575.
REUTERS
Pilihan Editor: Diduga Terlibat Pemberontakan Grup Wagner, Jenderal Rusia Muncul Bersama Istri