TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin menekankan pentingnya modernisasi militer Indonesia dalam pertemuan dengan Menhan Prabowo Subianto seiring Washington memperkuat hubungan di Asia Tenggara di tengah persaingan geopolitik dengan Cina.
Austin di Pentagon menjamu Prabowo Subianto di Pentagon, Kamis , 24 Agustus 2024. Pertemuan tersebut diadakan seiring dengan upaya Indonesia, negara kepulauan berpenduduk 270 juta jiwa, untuk meningkatkan kemampuan militernya dan mengganti perangkat kerasnya yang sudah tua, dengan mengalokasikan dana sebesar Rp134,3 triliun. Ini merupakan rekor tertinggi untuk anggaran pertahanan.
Selama dekade terakhir, belanja pertahanan per kapita dan persentase produk domestik bruto Indonesia merupakan yang terendah di antara enam negara emerging market di Asia Tenggara, menurut data dari lembaga think tank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).
Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan para menteri pertahanan kedua negara memiliki niat yang sama untuk meningkatkan kemampuan pertahanan “seperti peningkatan pesawat tempur, pesawat tempur multi-peran baru, dan tambahan pesawat angkut sayap tetap dan putar.”
Indonesia sedang berupaya untuk meningkatkan jet tempurnya, yang saat ini mencakup model F-16 buatan AS serta Sukhoi Su-27 dan Su-30 buatan Rusia.
Pada hari Senin mereka mengumumkan kesepakatan untuk membeli 24 helikopter angkut dari pembuat senjata AS Lockheed Martin dengan biaya yang tidak diungkapkan. Bulan ini mereka mengatakan telah membeli 12 drone baru dari Turki senilai $300 juta.
Austin dan Prabowo juga mengatakan klaim ekspansif Cina di Laut Cina Selatan “tidak konsisten dengan hukum internasional”, menurut pernyataan Pentagon.
Tiongkok mengklaim kedaulatan historis atas sebagian besar Laut Cina Selatan melalui “sembilan garis putus-putus” berbentuk U di petanya yang memotong zona ekonomi eksklusif lima negara lain, termasuk Indonesia.
Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan kedua negara berkomitmen untuk menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan serta menjaga “tatanan yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan.”
REUTERS
Pilihan Editor Pasukan Ukraina Klaim Rebut Daerah Tersulit di Selatan, Siap Menuju Laut Azov