TEMPO.CO, Jakarta – Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi mendorong supaya tidak ada hambatan perdagangan antara ASEAN dan mitra wicara. Ia menginginkan blok Asia Tenggara terus solid untuk terus menjaga stabilitas.
Jokowi menyampaikan ini saat Pembukaan Sidang Umum ke-44 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Jakarta pada Senin, 7 Agustus 2023. Dalam pidatonya, presiden menyerukan integrasi ekonomi ASEAN harus diperkuat. Menurutnya, kerja sama ekonomi yang setara dan saling menguntungkan bersama mitra harus ditingkatkan.
“ASEAN harus bekerja sama secara erat dan saling percaya,” katanya.
Sementara negara-negara non-Asia Tenggara tidak dapat menjadi anggota ASEAN, Piagam ASEAN menyatakan bahwa mereka masih dapat 'bergabung' melalui hubungan eksternal yang luas, yang telah dikembangkan Asosiasi selama beberapa dekade.
Saat ini, ASEAN memiliki 11 Mitra Wicara, yaitu Australia, Kanada, Cina, Uni Eropa, India, Jepang, Republik Korea, Selandia Baru, Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.
Sidang Umum AIPA Ke-44 yang digelar oleh Indonesia sebagai tuan rumah mengusung tema "Parlemen yang Responsif untuk ASEAN yang Stabil dan Sejahtera".
Dalam pidatonya, Jokowi merujuk pada Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD yang menganggap Asia Tenggara adalah motor pertumbuhan ekonomi dunia. Ia senang dengan Survei EU-ASEAN Business Sentiment yang menilai ASEAN sebagai kawasan dengan kesempatan ekonomi terbaik, yaitu 63 persen. Survei itu melibatkan 600 sektor swasta di Uni Eropa.
Jokowi kemudian menekankan, jika ASEAN solid, maka ia dapat memainkan peran sentralnya dan blok dapat terus relevan. Ini membutuhkan dukungan dari semua pihak termasuk dari parlemen.
Awalnya, Mitra Wicara ASEAN berfokus pada pengamanan bantuan teknis dan ekonomi untuk ekonomi berkembang kawasan. Tapi kemudian, agenda diperluas untuk mencakup promosi perdagangan dan investasi dua arah; penguatan hubungan sosial budaya; pertukaran pandangan tentang isu-isu politik daerah; dan mengatasi tantangan non-tradisional seperti terorisme dan kejahatan transnasional – yang semuanya sesuai dengan tiga pilar Komunitas ASEAN.
Tidak terhindarkan di antara ASEAN atau negara anggota, kerap terjadi sengketa bersama Mitra Wicara seperti dengan Uni Eropa. Misalnya yang berkaitan dengan nikel dan sawit.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Raja Kamboja Terima Pencalonan Hun Manet, Putra Hun Sen sebagai Perdana Menteri